Demi Masa Yang Berluka
Waktu
tidak hanya untuk melayanimu saja
Makanya
ia selalu terburu buru
Dan
harus terus menerus berlari
Diantara
kejar kejaran yang dilakukan Siang dan malam
Seakan
tak pernah lelah
Waktu
melaju kencang sambil menyeretmu melewati lorong lorong kehidupan
Mendaki
usia
Menuruni
masa dari jatah umur
Setiap
fajar menyebar rona
Setiap
mentari berangkat keperaduan
Engkau
sejatinya didorong mendekat kearah gerbang kematian
Tanpa
atau dengan sadar
Masa
aktif hidupmu semakin menipis
Dan
engkau selalu dikelabuhi keinginan
Dibohongi
angan angan
Dari
pergerakan waktu yang tak mengenal pemberhentian
Engkau
merasa ajalmu masih belum tampak dikejauhan
Seakan
batasnya berada diujung akhir kehancuran alam
Lalai
dan lalai
Akibat
mengejar impian
Dikendalikan
ketidaksadaran berburu kesuksesan
27-08-2022
Maos jugan
- Pesantren Sebagai Pusat Pengetahuan
- Ngaronge Sagara Madura
- Jamal D Rahman Maos Carpan
- Puisi-Puisi Jufri Zaituna
- Mawar, Pangarang Tor Ustadzah
Lezat di Bibir, Tak Sesap Meresap
Mungkin
daging itu terasa lezat
Hingga
setiap hari dicabik
Sebagai
bahan komsumsi
Terasa
sedap
Dari
bibir ke bibir berlumur
Mengunyah
Dengan
lahap
Tanpa
jenuh
Ghibah
terus berkembang biak
Keseluruh
penjuru dunia
Menggunakan
media mulut ke mulut
Larangan
sudah tak mempan
Semakin
dilarang semakin terasa garing
Dalam
lidah yang nakal
Memakan
daging sesama
Sudah
menjadi trend kehidupan
Ya
itulah kanibalisme tidak langsung
Dalam
ruang lingkup rasan rasan
Mungkin
semua kita adalah penikmatnya
Namun
masih ngotot apabila dikatakan tidak bermoral
Demi
sebuah pengkuan
Menjadi
penganut agama yang taat
Tetapi
kenyataannya adalah pemakan bangkai sesama.
Madura,
2022
Duit, Dunia, Dosa
Standar
kesuksesan secara paten dikonotasikan berdasar ukuran financial
Sukses
selalu diidentikan dengan jumlah kekayaan
Dimana
mana
Entah
apapun profesinya
Ukuran
suksesnya tetap seberapa besar aset dan uang yang dimilikinya
Satu
doktrin yang telah ditancapkan sangat dalam kedalam pola pikir oleh matrealisme
hingga menjadi faham acuan tetap kesuksesan
Mata
duitan
Jadilah
manusia zombi zombi pemburu yang apabila tidak ditemukan keberadaan uang
matanya lantas menjadi buta
Lemas
tak berdaya
Dan
mata itu akan terbuka sangat lebar melebihi besar kepalanya saat tumpukan uang
sudah dihadapannya
Persis
mata si Brutus saat melihat olif lewat di depannya
Buka
mata lebar lebar
Selebar
dunia
Dan
selamat mengejar kesuksesan.
Madura,
2022
Aku Mencari Setitik Tanya
Berawal
dari lubang
Berakhir
pun pasti kedalam lubang
Gerbang
demi gerbang dilalui
Mati
dua kali
Hidup
juga akan dua kali
Setelahnya
Baru
kita akan abadi
Manusia
Tentang
kemunculan dan kepergiannya
Terkungkung
ruang yang sangat sempit
Dengan
gerak terbatas
Terapit
di antara dinding tebal
Dalam
lingkup kekuasaan yang tidak terjangkau
Manusia
Terjebak
dalam ruang kehidupan
Laksana
berada dalam selang air
Dengan
segala pengawasan
Manusia
takkan mampu keluar dari semua itu
Sebuah
pertanda
Begitu
lemahnya manusia tanpa setitik pun daya
Gua
kehidupan membatasi gerak kita
Buat
apa bersusah payah memperlebar ruang geraknya
Toh
seluas apapun ruang kehidupan dibangun
Ukuran
gerbang kembalinya semua sama.
SUARA
Jalan-mu
takkan pernah sepi
Suara
nyanyian
Kicau
kicau silih berganti akan bersahutan
Bagaimana
kenikmatan ini ingin dikritisi
Bukankah
gegap gempita kemeriahannya adalah warna
Pelangi
anugerah yang tak dapat diingkari
Andai
hidup tanpa suara
Betapa
sepi takkan dapat dibayangkan
GINDHAGA, INDONESIA 2022
Hakikat
Rasa
cinta terlalu indah untuk ditukar dengan hanya sekadar keinginan
Setidaknya
juga
Taruhlah
khayal laksana geliat fatamorgana lebay didatar Safana pelarian
Dalam
mimpi para petualang
Sebentar
kemudian
Ada
realita yg babak belur
Akibat
kenyataannya diobrak abrik
Hingga
tak layak untuk dikatakan sebagai pemaksaan takdir
Sungguh
cinta terlalu berharga
Untuk
dijadikan penghias kebnalan hasrat liar manusia
Dengan
segala bentuk komuflasenya
Adakah
yg sepadan
Melebihi
Ketiadaan campur tangan nafsu dalam menetralisir perasaan diatas kesejatian
cinta
Sungguh
indah jauh tak tersentuh
Apabila
cinta masih terduga sebagai alat transaksi untuk ditukar dengan kisi kisi
kebahagian demi maksud meraih seteguk kepuasan
2022
Pantaskah
engkau datang
Bila
hanya untuk aku pergi
Atau
pantasnya kita berada disaat yg tak seharusnya ada diriku dan dirimu pada
simpang kesempatan tak berlawanan antara titik tertentu
Atau
bagaimana jika kedatanganmu menarikku ke zona yg sama sama kita harus pergi ke
permulaan titik kedatangan masing masing
Bukankah
kedatangan tidak lain adalah kepergian itu sendiri dari sudut pandang kaca mata
pendefinisian yang lain
Lalu
siapakah sesungguhnya yang harus datang
Dan
siapa pula yang seharusnya pergi
Jika
aku adalah engkau
Sedangkan
engkau tiada bukan adalah aku yang lain
Merujuk
rumitnya diksi ini
Masih
perlukah engkau dan aku berupa wujud nyata
Atau
barangkali pantasnya tidak dalam sebuah rupa
Bahkan
walau sekedar sosok dalam bentuk paling tak nyata
2022
Detak
bersambung
Disambut
gerhana purnama
Nun
jauh pelangi membingkai
Dalam
warni warni
Temaram
redup bersinggung
Rona
rona pudar
Kemudian
Gelap
Menyita
ufuk
Malam
menyika muka
Dengan
semilir angin yang menyelinap dari balik rintik
Mengiringi
doa doa terpanjat
Menggugah
langit
Semoga
Prosesinya
bukan sebuah pertanda adanya sesuatu
Terdengar
lirih dari bilik ke bilik ucapnya
Menengadah
Semua
harapan baik
Telah
disuarakan
Duhai
penguasa alam semesta
Kabulkan
2022
Mampir
sejenak diperaduanku
Untuk
sekedar menikmati kehangatannya
Tidakkah
pencarianmu begitu melelahkan
Senja
yg menunggu kisah
Biarkan
memerah
Dan
engkau
Tak
perlu Khawatir
Selagi
ada hembusan yg bersajakkan semilir kemesraan
Bukankah
langkah mentari masih seperti biasanya
Seperti
hari hari ia menuju peraduan
Tanpa
sekalipun terburu buru sampai
Mengingat
gelagat berkenaan
Tak
seorangpun kekasih akan merasa bosan
Menunggu
kekasih hatinya datang
Sebab
indahnya melepas kerinduan tak pernah sebanding dengan kelezatan rasa apapun yg
pernah ditemukan dalam kehidupan
2022
Rasa
cinta terlalu indah untuk ditukar dengan hanya sekadar keinginan
Setidaknya
juga
Taruhlah
khayal laksana geliat fatamorgana lebay didatar Safana pelarian
Dalam
mimpi para petualang
Sebentar
kemudian
Ada
realita yg babak belur
Akibat
kenyataannya diobrak abrik
Hingga
tak layak untuk dikatakan sebagai pemaksaan takdir
Sungguh
cinta terlalu berharga
Untuk
dijadikan penghias kebnalan hasrat liar manusia
Dengan
segala bentuk komuflasenya
Adakah
yg sepadan
Melebihi
Ketiadaan campur tangan nafsu dalam menetralisir perasaan diatas kesejatian
cinta
Sungguh
indah jauh tak tersentuh
Apabila
cinta masih terduga sebagai alat transaksi untuk ditukar dengan kisi kisi
kebahagian demi maksud meraih seteguk kepuasa
2022
Maos jugan
- Literatur Kritik Sastra
- Parebasan Madura ban Contona
- Rakara (Naskah Lakon)
- Sobung Kritikus Sastra Madura
- Nyapa Oreng Aroko'
*
Sebuah
fantasi
Laksana
kita seperti terjebak dalam kebenaran ilusi tanpa tepi
Seperti
aku
Engkaupun
terdampar
Dalam
sebuah rekayasa
Impian
impian gombal
Bahwa
ini realita
Kita
tak pernah sepakat sepenuhnya
Engkau
buta
Halnya
diriku tak usah kau anggap hanya sekadar rabun senja
Karena
kegelapan sudah tak asing melingkupi habitat kita
Jangan
dan mari mengejar mimpi
Ajakan
beserta larangan yg tidak terdengar janggal
Dipendengaran
sehari hari
Semua
pertanda apa
Jika
bukan keironian dari pola dilema yg selalu kita mainkan bersama
Tapi
entahlah
Mungkin
itu hanya sebagian ilusi yg abstrak untuk kita gauli
Karena
fantasi kehidupan sudah terlalu dalam kita masuki
Alam
tak sadar selalu memperkosa kita
Sampai sampai kita merasa sudah menjadi isteri sahnya
Madura, 2023
*RowiEl-Hamzi merupakan warga Gindhaga, Longos, Sumenep, Madura. Bos cabe rawet ini selain menulis puisi, juga guru dan playmaker sepakbola. Sehari-harinya menghidupkan mimpi-mimpi petani dengan tetap setia membeli cabe petani dan menjualnya ke kota. Dirinya tercatat sebagai alumni Taufiqurrahman Longos Gapura.