Lalampan.2022. Senin, 19 September 2022 pukul 19.00 merupakan penutupan Festival Sapparan Budaya yang berlangsung di Batuan Sumenep. Acara yang diselenggarakan Lesbumi PCNU Sumenep (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama) ini berlangsung selama tiga hari (Sabtu, Ahad dan Senin). Dalam acara penutupan yang dikemas dengan beragam pertunjukan mulai dari musik gambus, Tari Sufi oleh Yayan dari Legung, serta pembacaan pusi dari seniman, sastrawan sumenep, seperti Khalil Tirta, Fendi Kachonk, Amin Bashiri dan ketua DKS yaitu kiai Turmidi Jaka.
Ketua Dewan Kesenian Sumenep (DKS) sebelum membacakan puisinya memberikan harapan dan pernyataan bahwa DKS siap berkolaborasi agar kegiatan seperti Festival Sapparan Budaya bisa lebih meriah, bisa menjangkau banyak kalangan.
Maos jugan
- Carpan: Koceng Celleng
- CERPEN MAJANG
- Puisi Madura; Syair Mat Toyu
- Puisi Nailus Sururi Barisan Masa depan
- Kontestasi Pilpres 2024
“Kami tunggu responnya, agar tahun depan kita bisa bergerak lebih cepat, sehingga kegiatan seperti ini bisa menjangkau banyak pihak.” Ungkapnya sebelum membacakan puisinya. Ungkapan tersebut didasarkan karena DKS dan Lesbumi memiliki nafas perjuangan kesenian yang sama, yakni untuk mengembangkan kesenian dan melestarikan seni tradisi, seperti Macapat Kalennengan, Pojiyan, Ba’ Garbis, Musik Debur dan La Ngetnik.
Menurut ketua DKS, jika DKS dan Lesbumi berkolaborasi, kemungkinan besar, pasar seni rakyat akan semakin besar dan akan menjangkau banyak kalangan, begitu pula dengan pamerannya.
Ketua Lesbumi PCNU Sumenep mengapresiasi ajakan kolaborasi dan kerja sama yang disampaikan oleh ketua DKS tersebut, Ketua Lesbumi, Kiai Homaidi akan secepatnya untuk membangun komunikasi agar kolaborasi tersebut bisa berjalan maksimal untuk agenda kesenian dan kebudayaan di Sumenep.
Sebelum masuk pada acara musik gambus dan pembacaan puisi serta tari sufi, acara Festival Sapparan Budaya terlebih dahulu ditutup. Acara Festival Sapparan ini ditutup dengan doa yang dibacakan secara khidmat oleh Kiai Halimi, yang merupakan perwakilan dari PCNU Sumenep.
“Semoga kita bisa berjumpa dalam acara Festival Sapparan Budaya Tahun depan.” Pungkasnya. Hal tersebut langsung disambut tepuk tangan yang meriah dari seluruh penonton yang sudah siap siaga di pelataran untuk menikmati sajian-sajian pertunjukan di malam itu, mulai gambus dan lain-lain.
Maos jugan
- Ancaman Krisis Mental Jadi Perhatian Utama
- Carpan: Durahem Ajuwala Tokona
- Ghul-ghul, Pertunjukan Tahun 80an
- resensi: Mertè Bhâsa Lèbât Karya Sastra
- Satu Abad NU dan Haul Gus Dur
Lesbumi Sumenep memilih tema merawat kearifan hal ini tidak terlepas dari kondisi sosial budaya yang akhir-akhir cukup memperihatinkan. Sebagaimana diungkapkan oleh ketupat (ketua panitia) Kanda Prabu Urnoto mengatakan “Seni-seni tradisi akhir-akhir ini sudah nyaris tidak diperhitungkan lagi, bahkan basa Madura, la ta’ pate eanggep. Padahal dalam bahasa Madura, banyak mengandung kearifan, ta’ bisa epongkere, basa Madura, la abit daddi basana reng Madura. masthena basa Madura paggun eajari kalaban serius, akadiya ajar basa inggris tor basa arab.” Tegasnya saat ditemui tim lalampan di lingkungan Islamic Centre Bindara Saod.
Mungkin ini merupakan informasi tambahan bahwa Dewan Kesenian Sumenep sedang menyiapkan kegiatan besar yaitu FASKARA (Festival Kesenian Islam Nusantara) yang akan berlangsung di Sumenep.
NB: Aneka kabar sabban pon, bakto Lesbumi mabadha
Sapparan Budaya se esaba’ e Batoan Bluto. Enggi esaba’ ka lalampan.com. enggi
malle ekenneng baca mon oreng bannya’. tanggal ban bulanna pon sabba. Enggi kan
eposting, malle ekenneng baca rowa.