Alkisah orang-orang yang memilih jalan hidupnya dengan gairah
Meski
waktu menyuguhkan biografi derita
Di
matanya tertanam mimpi yang tajam
Setajam
hatinya yang diasah keindahan
Di
langkahnya tertulis sejak para pemenang
Karena
hidup berurai airmata adalah lukisan yang lebih nyaring dari terompet perang
Lihatlah
para pecinta berangkat pagi agar hidup memberi arti
Membuka
lembaran hari dengan putihnya obsesi setelah subuh teramat mesra mendandani
Dengan
sekepit harapan melengkung di wajahnya
Tubuhnya
yang harum menyengat suasana
Seharum
melati tegak berdiri begitu dekat jiwanya
Pakaiannya
rapi, buku di tangan melengkapi persaksian
Meski
orang-orang belum terjaga dari tidurnya
Isterinya
tercinta mengembangkan senyum di bibirnya
Menganggukkan
kerinduan yang tak bertepi
Wajah
sang ibu yang lusuh berpeluh
Lantaran
semalam bangun menyiapkan makanan agar anaknya dapat mengecat langit dan
menumbuhkan bunga-bunga
Sang
anak dengan uang saku seadanya untuk membeli premen yang dipajang tanpa harga
yang jelas dan minuman yang terkadang mengganggu kesehatannya
Tetap
dinikmati sesekali menyisihkan untuk tabungan masa depannya
Maos jugan
- Okara Kakanten Basa Madura
- Konye’ Gunong Monggu Kerrong ka Omba’
- Puisi-Puisi Jufri Zaituna
- Rakara (Naskah Lakon, Anwari)
- Akhir Sebatang Pohon Gayam
Riwayat
para petani yang hasil bercocok tanam terkadang gagal panen
Atau
tak dihargai sesuai jerih payahnya
Bahkan
sawah ladangnya dijual atau dirampas tanpa riwayat jelas
Toh
anak-anak mereka tetap bisa sekolah sampai tuntas
Di
dadanya tetap berkobar nyala kesetiaan
Karena
hidup harus tetap bertahan
Tak
boleh sedikitpun dikubur penyesalan
Tak
jarang sawah menjadi rumah kedua bahkan kantor tempat menaruh harapan
Sesekali
juga menjadi kuburan
Walau
begitu mereka tetap merasakan kehangatan
Jalan
cinta yang ditempuh kiai dan uztadz di kampung-kampung sunyi
Tak
terbesit bayaran karena baginya hidup pribadinya telah selesai
Yang
tergambar hanya perjuangan dan pengorbanan yang tak pernah usai
Berbeda
dengan dengan ustadz selebritis dan kiai dengan tarif mahal
Penghasilannya
diraup dari dakwah digital
Rupiah
deretan miliar sampai dollar
Sangat
mudah dicapai aduhai sangat membuai
Peta
orang-orang yang mencari sesuai nasi
Bergadang
dengan modal pas-pasan
Menunggu
pembeli sampai seharian
Kalaupun
tidak laku ia sedekahkan
Berbeda
dengan pedagang online
Yang
tinggal menunggu orderan bayar cod selesai
Walau
paketnya tak sesuai spek yang penting untung
Menjadi
kuli panggilan dan buruh sebuah perusahaan
Pegawai
harian lepas
Untuk
upahnya saja kadang terhutang
Namun
di jiwanya terhunjuam kejujuran
Selalu
terselip doa agar usahanya barokah
Anak
isterinya tercinta menerima dengan senyum mesra
Di
pertigaan atau perempatan tempat kendaraan berlalu lalang
Tukang
parker, pangelar mengatur memandu orang yang datang dan pulang
Sinar
matahari begitu setia menempel di wajahnya
Uang
2000 an cukup membangkitkan untuk memasak agar keluarganya bisa makan
Ia
tegak berdiri mengusir lelah
Dia
tetap ingat untuk tersenyum bahagia
Tak
terlintas di benaknya hidup berfoya-foya dengan hasil menipu sesame
Para
supir taksi yang menunggu penumpang
Seharian
memenuhi badan jalan
Sesaat
melirik jam sudah hampir Maghrib menjelang
Hanya
beli bahan bakar tidak cukup untuk setoran
Namun
sholat tetap ia kerjakan
Ternyata
malamnya ada carteran
Hasilnya
melebihi yang diperkirakan
Dalam
perjalanannya ia menangis sesenggukan
Betapa
luas dan murahnya rahmat Tuhan
Matanya
memicing karena kantuk tertahan
Menyisir
jalanan dengan lantunan sholawat nariyahan
Banyak
cerita seorang muda-mudi yang dikhianati kekasihnya
Mereka
tak menyisakan kegalauan
Karena
takdir Tuhan indah pada waktnya
Cukup
kalimat-kalimat agung untuk mantannya
Agar
kelak hidup bahagia bersama pasangan barunya
Sebab
dendam bukanlah solusi penyelesaian
Seperti
juga pejabat yang menikmati jerih payahnya
Mengabdi
dengan tulus untuk bangsa tercinta
Sikap
jujur apa adanya
Lebih
terhormat dan menenangkan kehidupannya
Sebab
ia bekerja untuk Tuhannya bukan kepada atasannya
Jalan-jalan
orang-orang yang diguyur madu cinta
Kisah
orang-orang yang bergelimpang cahaya
Setiap
detak jantungnya terdengar melodi surge
Jum’at,
03 September 2021
RM Sahli Hamid merupakan ketua Yayasan Perguruan Tinggi Raudlatul Iman, Sumenep (YASPIRI) STIDAR