Aku
Berkaca di Retak Cermin
Pantaskah
engkau datang
Bila
hanya untuk aku pergi
Atau
pantasnya kita berada di saat yang tak seharusnya ada diriku dan dirimu pada
simpang kesempatan tak berlawanan antara titik tertentu
Atau
bagaimana jika kedatanganmu menarikku ke zona yang sama sama kita harus pergi
ke permulaan titik kedatangan masing masing
Bukankah
kedatangan tidak lain adalah kepergian itu sendiri dari sudut pandang kaca mata
pendefinisian yang lain
Lalu
siapakah sesungguhnya yang harus datang
Dan
siapa pula yang seharusnya pergi
Jika
aku adalah engkau
Sedangkan
engkau tiada bukan adalah aku yang lain
Merujuk
rumitnya diksi ini
Masih
perlukah engkau dan aku berupa wujud nyata
Atau
barangkali pantasnya tidak dalam sebuah rupa
Bahkan
walau sekedar sosok dalam bentuk paling tak nyata
Senin
Pahing, 07 November 2022, (12 Rabiul Akhir 1444)
Maos jugan
- Sanja'; Alembay Pole
- Konye’ Gunong Monggu Kerrong ka Omba’
- Perjalanan dan Perjuangan Dakwah
- Mamare Tolesan
- Ngaji e Lencak Socce
Demi
Masa Yang Berluka
Waktu
tidak hanya untuk melayanimu saja
Makanya
ia selalu terburu buru
Dan
harus terus menerus berlari
Diantara
kejar kejaran yang dilakukan Siang dan malam
Seakan
tak pernah lelah
Waktu
melaju kencang sambil menyeretmu melewati lorong lorong kehidupan
Mendaki
usia
Menuruni
masa dari jatah umur
Setiap
fajar menyebar rona
Setiap
mentari berangkat keperaduan
Engkau
sejatinya didorong mendekat kearah gerbang kematian
Tanpa
atau dengan sadar
Masa
aktif hidupmu semakin menipis
Dan
engkau selalu dikelabuhi keinginan
Dibohongi
angan angan
Dari
pergerakan waktu yang tak mengenal pemberhentian
Engkau
merasa ajalmu masih belum tampak dikejauhan
Seakan
batasnya berada diujung akhir kehancuran alam
Lalai
dan lalai
Akibat
mengejar impian
Dikendalikan
ketidaksadaran berburu kesuksesan
27-08-2022
Lezat
di Bibir, Tak Sesap Meresap
Mungkin
daging itu terasa lezat
Hingga
setiap hari dicabik
Sebagai
bahan komsumsi
Terasa
sedap
Dari
bibir ke bibir berlumur
Mengunyah
Dengan
lahap
Tanpa
jenuh
Ghibah
terus berkembang biak
Keseluruh
penjuru dunia
Menggunakan
media mulut ke mulut
Larangan
sudah tak mempan
Semakin
dilarang semakin terasa garing
Dalam
lidah yang nakal
Memakan
daging sesama
Sudah
menjadi trend kehidupan
Ya
itulah kanibalisme tidak langsung
Dalam
ruang lingkup rasan rasan
Mungkin
semua kita adalah penikmatnya
Namun
masih ngotot apabila dikatakan tidak bermoral
Demi
sebuah pengkuan
Menjadi
penganut agama yang taat
Tetapi
kenyataannya adalah pemakan bangkai sesama.
Madura,
2022
Duit,
Dunia, Dosa
Standar
kesuksesan secara paten dikonotasikan berdasar ukuran financial
Sukses
selalu diidentikan dengan jumlah kekayaan
Dimana
mana
Entah
apapun profesinya
Ukuran
suksesnya tetap seberapa besar aset dan uang yang dimilikinya
Satu
doktrin yang telah ditancapkan sangat dalam kedalam pola pikir oleh matrealisme
hingga menjadi faham acuan tetap kesuksesan
Mata
duitan
Jadilah
manusia zombi zombi pemburu yang apabila tidak ditemukan keberadaan uang
matanya lantas menjadi buta
Lemas
tak berdaya
Dan
mata itu akan terbuka sangat lebar melebihi besar kepalanya saat tumpukan uang
sudah dihadapannya
Persis
mata si Brutus saat melihat olif lewat di depannya
Buka
mata lebar lebar
Selebar
dunia
Dan
selamat mengejar kesuksesan.
Madura,
2022
Maos jugan
- AH Hasmidi Lebur ka JokPin
- Akhir Sebatang Pohon Gayam
- Rakara; Lakon, Anwari
- Lukisan Musim Lalu
- ANJANGSANA
Aku
Mencari Setitik Tanya
Berawal
dari lubang
Berakhir
pun pasti kedalam lubang
Gerbang
demi gerbang dilalui
Mati
dua kali
Hidup
juga akan dua kali
Setelahnya
Baru
kita akan abadi
Manusia
Tentang
kemunculan dan kepergiannya
Terkungkung
ruang yang sangat sempit
Dengan
gerak terbatas
Terapit
di antara dinding tebal
Dalam
lingkup kekuasaan yang tidak terjangkau
Manusia
Terjebak
dalam ruang kehidupan
Laksana
berada dalam selang air
Dengan
segala pengawasan
Manusia
takkan mampu keluar dari semua itu
Sebuah
pertanda
Begitu
lemahnya manusia tanpa setitik pun daya
Gua
kehidupan membatasi gerak kita
Buat
apa bersusah payah memperlebar ruang geraknya
Toh
seluas apapun ruang kehidupan dibangun
Ukuran
gerbang kembalinya semua sama.
SUARA
Jalan-mu
takkan pernah sepi
Suara
nyanyian
Kicau
kicau silih berganti akan bersahutan
Bagaimana
kenikmatan ini ingin dikritisi
Bukankah
gegap gempita kemeriahannya adalah warna
Pelangi
anugerah yang tak dapat diingkari
Andai
hidup tanpa suara
Betapa
sepi takkan dapat dibayangkan
GINDHAGA,
INDONESIA 2022
Hakikat
Rindu Rowi El-Hamzi
Rasa
cinta terlalu indah untuk ditukar dengan hanya sekadar keinginan
Setidaknya
juga
Taruhlah
khayal laksana geliat fatamorgana lebay didatar Safana pelarian
Dalam
mimpi para petualang
Sebentar
kemudian
Ada
realita yg babak belur
Akibat
kenyataannya diobrak abrik
Hingga
tak layak untuk dikatakan sebagai pemaksaan takdir
Sungguh
cinta terlalu berharga
Untuk
dijadikan penghias kebnalan hasrat liar manusia
Dengan
segala bentuk komuflasenya
Adakah
yg sepadan
Melebihi
Ketiadaan campur tangan nafsu dalam menetralisir perasaan diatas kesejatian
cinta
Sungguh
indah jauh tak tersentuh
Apabila
cinta masih terduga sebagai alat transaksi untuk ditukar dengan kisi kisi
kebahagian demi maksud meraih seteguk kepuasan
2022
Pantaskah
engkau datang
Bila
hanya untuk aku pergi
Atau
pantasnya kita berada disaat yg tak seharusnya ada diriku dan dirimu pada
simpang kesempatan tak berlawanan antara titik tertentu
Atau
bagaimana jika kedatanganmu menarikku ke zona yg sama sama kita harus pergi ke
permulaan titik kedatangan masing masing
Bukankah
kedatangan tidak lain adalah kepergian itu sendiri dari sudut pandang kaca mata
pendefinisian yg lain
Lalu
siapakah sesungguhnya yg harus datang
Dan
siapa pula yg seharusnya pergi
Jika
aku adalah engkau
Sedangkan
engkau tiada bukan adalah aku yg lain
Merujuk
rumitnya diksi ini
Masih
perlukah engkau dan aku berupa wujud nyata
Atau
barangkali pantasnya tidak dalam sebuah rupa
Bahkan
walau sekedar sosok dalam bentuk paling tak nyata
2022
Detak
bersambung
Disambut
gerhana purnama
Nun
jauh pelangi membingkai
Dalam
warni warni
Temaram
redup bersinggung
Rona
rona pudar
Kemudian
Gelap
Menyita
ufuk
Malam
menyika muka
Dengan
semilir angin yg menyelinap dari balik rintik
Mengiringi
doa doa terpanjat
Menggugah
langit
Semoga
Prosesinya
bukan sebuah pertanda adanya sesuatu
Terdengar
lirih dari bilik ke bilik ucapnya
Menengadah
Semua
harapan baik
Telah
disuarakan
Duhai
penguasa alam semesta
Kabulkan
2022
Mampir
sejenak diperaduanku
Untuk
sekedar menikmati kehangatannya
Tidakkah
pencarianmu begitu melelahkan
Senja
yg menunggu kisah
Biarkan
memerah
Dan
engkau
Tak
perlu Khawatir
Selagi
ada hembusan yg bersajakkan semilir kemesraan
Bukankah
langkah mentari masih seperti biasanya
Seperti
hari hari ia menuju peraduan
Tanpa
sekalipun terburu buru sampai
Mengingat
gelagat berkenaan
Tak
seorangpun kekasih akan merasa bosan
Menunggu
kekasih hatinya datang
Sebab
indahnya melepas kerinduan tak pernah sebanding dengan kelezatan rasa apapun yg
pernah ditemukan dalam kehidupan
2022
Rasa
cinta terlalu indah untuk ditukar dengan hanya sekadar keinginan
Setidaknya
juga
Taruhlah
khayal laksana geliat fatamorgana lebay didatar Safana pelarian
Dalam
mimpi para petualang
Sebentar
kemudian
Ada
realita yg babak belur
Akibat
kenyataannya diobrak abrik
Hingga
tak layak untuk dikatakan sebagai pemaksaan takdir
Sungguh
cinta terlalu berharga
Untuk
dijadikan penghias kebnalan hasrat liar manusia
Dengan
segala bentuk komuflasenya
Adakah
yg sepadan
Melebihi
Ketiadaan campur tangan nafsu dalam menetralisir perasaan diatas kesejatian
cinta
Sungguh
indah jauh tak tersentuh
Apabila
cinta masih terduga sebagai alat transaksi untuk ditukar dengan kisi kisi
kebahagian demi maksud meraih seteguk kepuasa
2022
Sebuah
fantasi
Laksana
kita seperti terjebak dalam kebenaran ilusi tanpa tepi
Seperti
aku
Engkaupun
terdampar
Dalam
sebuah rekayasa
Impian
impian gombal
Bahwa
ini realita
Kita
tak pernah sepakat sepenuhnya
Engkau
buta
Halnya
diriku tak usah kau anggap hanya sekadar rabun senja
Karena
kegelapan sudah tak asing melingkupi habitat kita
Jangan
dan mari mengejar mimpi
Ajakan
beserta larangan yg tidak terdengar janggal
Dipendengaran
sehari hari
Semua
pertanda apa
Jika
bukan keironian dari pola dilema yg selalu kita mainkan bersama
Tapi
entahlah
Mungkin
itu hanya sebagian ilusi yg abstrak untuk kita gauli
Karena
fantasi kehidupan sudah terlalu dalam kita masuki
Alam
tak sadar selalu memperkosa kita
Sampai
sampai kita merasa sudah menjadi isteri sahnya
Kemerdekaan
Semu
Sampai
hari ini kita belum benar benar merdeka
Bangsa
ini masih saja tetap tertindas
Tertindas
kebijakan global
Serta
diperparah oleh penindasan orang orang kita sendiri yang menjadi oknum anti
kemerdekaan
Kemerdekaan
ambigu
Tegak
diatas tiang penindasan bertopeng
Yang
berkibar atas nama kepentingan
Pola
relasi kepentingan
Telah
mengubah wajah kehidupan begitu berbeda
Dari
tampilan yang seharusnya
Ibarat
borok
Kebohongan
sudah terbiasa menjadi make up pemanis
Demi
menyulap wajah lugu kehidupan
Menjadi
lebih menor dan menarik
Lihat
kanan kiri
Borok
itu begitu sangat menjijikkan
Kecuali
terlihat Anggun bagi mereka yang terlilit oleh kepentingan
Gindhaga
Longos Madura, Rabu Kliwon Agustus 2022
Kacang
Lupa Lulit
Ketika
tiba-tiba
Arus
takdir membawamu berpindah dari suatu keadaan ke dalam suana lain yang sangat
jauh dari rasa nyaman
Dengan
bekal kecerdasan berfikir dan kemampuan usaha yang selalu kau gadang-gadangkan
Mampukah
engkau menghindar untuk tidak terseret kuatnya arus yang memaksa
Atau
bisakah dirimu bertahan sepanjang engkau ingin tanpa harus ikut hanyut
berpindah
Itu
mustahil
Mengingat
sifat dasar manusia yang lemah
Serta
bekal kemampuan yang terbatas
Manusia
tak pernah bisa melawan kehendak Tuhan
Dan
apakah manusia mengira
Bahwa
karena sesuatunya berjalan sesuai keinginan
Lantas
ia sudah mampu menuliskan nasib menggunakan tangannya sendiri
Alangkah
naifnya sebuah orok
Yang
karena dianugerahi secuil pengetahuan
Kemudian
ia begitu berani menghilangkan peran Tuhan dari tata kelola kehidupan
Bukankah
tindakan ini merupakan sebuah penahbisan dirinya sebagai sosok yang telah mampu
melakukan apa yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh dia Yang Maha Pencipta
Sang Sutradara Kehidupan
Manusia
hanyalah sebagian aktor dari begitu banyak aktor kehidupan
Maka
tak usahlah kesana kemari berkoar-koar menjadi sutradara kehidupan
Pengakuan
itu sungguh tak bermoral
Dan
sungguh memalukan
Gindhaga,
Longos Madura, 2022
Manusia
I
Hal
hal tak terduga slalu terjadi diluar batas perhitungan dan rencana manusia
Kehidupan
bukan tentang selera kita
Seperti
halnya cinta
Benci
adalah bagian dari pelengkap kehidupan
Dunia
tidak hanya menampung kerinduan dan kemesraan
Ia
juga memberi ruang perbedaan untuk menyulut perpecahan dan perkelahian
Jika
dalam hati manusia masih ada cinta
Pasti
disitu juga ia menyelipkan kebencian
Manusia
II
Untuk
menjadi manusia seutuhnya tidaklah sesulit yang kita kira
Cukup
menjadi pelayan setia penciptanya
Sangat
begitu sederhana
Suatu
saat engkau akan menyesal
Mengapa
selama didunia ini tidak menjadi orang gila saja
Selalu
ada dusta untuk mengamankan kepentingan kita
Demi
menutupi otak kita yang cabul
Gindhaga
Longos Madura, Jum’at pahing Agustus 2022
Maos jugan
- Kaju Odhi' Paseser Tasellem
- Tase’ Tadha’ Omba’
- ALBUM TANPA JUDUL
- Cangka Asela
- Cara Mengatur Fitur Pesan Sementara
Meniup
Bumi, Langit Bergetar
Malulah
terhadap permintaanmu yang beragam yang sering kau panjatkan demi memohon
kesejahteraan hidup dan kenyamanan kondisi kehidupan
Sedangkan
dilain sisi dirimu melupakan doa yang seharusnya kau dahulukan
Karena
dapat menghambat keterkabulan bahkan bisa menempatkan seseorang keatas puncak
penderitaan
Utamakan
beristighfar dari dosa dan kesalahan
Bukankah
pengampunan adalah hal yang utama dan terutama yang harus kau panjatkan
melebihi permintaan apapun
Sedangkan
setiap saat dari hari hari kehidupanmu seringkali hanya dipergunakan untuk
menambah dan menumpuk numpuk kesalahan
Pelabuhan
Bintaro, Madura, 24 Agustus 2022
Kepala
Manusia
Hati
manusia semakin kacau
Ditambah
pikirannya semakin rumit
Lalu
apa yang harus mereka katakan kepada kehidupan
Kepala
kami bukan lagi kepala manusia
Dan
hati kami bukan lagi hati manusia
Tolong
berikan cermin kepada mereka
Supaya
mereka dapat melihat secara kasat
Mana
bayangan nyata dan yang mana aslinya
Berdoalah
dalam diam
Karena
ada banyak orang yg memiliki otak tapi tak memiliki hati
Mereka
adalah robot dari fikirannya sendiri
Dengan
digerakkan oleh perpaduan mesin keinginan dan angan angan panjang
Dengarkan
doa mereka yang seragam
Dikerjakan
Terpanjat
sumbang
Uang,
uang, uang
Raden
gindaga 02 Maret 2022
Kemaren
Telah Usai
Dan
hanya menyisakan banyak penyesalan
Dengan
waktu banyak sekali terbuang mengejar impian
Sedang
kesempatan melakukan kebaikan terabaikan
Sekarang
Kita
pun terlalu sibuk berburu keinginan
Sebagai
runinitas wajib demi memperbaiki kondisi kehidupan
Menaikkan
kelas
Serta
meningkatkan nilai tawar
Besok,
lusa masa depan
Hanya
menjadi tempat untuk menaruh harapan yang tak terhitung
Sedang
kita tahu bahwa besok dan seterusnya adalah masa yang tak pernah bisa dijangkau
siapapun jua
Kerugian
manusia tentang waktu
Tak
pernah dihitung
Mereka
terlalu sibuk menghabiskan masa hidup dengan berburu bayangan semu
Hingga
lupa bahwa keberadaannya juga diburu oleh kematian
Semua
terus berubah
Berganti
Dan
diperbaharui
Wajah
wajah lama menghilang
Dan
wajah baru bermunculan
Alam
terus bergerak
Memperlihatkan
sifatnya yang baharu
Demi
satu alasan
Mengajari
manusia tentang perjalanan singkat
Yang
sebentar disinggahi dan harus menyerahkan tongkat estafet
Kepada
pendatang baru
Ada
yang belajar
Sebagian
besar abai dan berkeinginan tetap tinggal
Padahal
ia digiring oleh renta
Sebagai
peringatan
Tetap
di usia muda adalah mustahil
Bukankah
pergantian tahun mendorong kita mendekati gerbang kematian
Gindhaga,
Longos, Jum’at Manis 2022