Lalampan.com. 1444. Dalam artikel kali ini, saya
sebagai remahan rengginang terkecil pun cemas hendak membicarakan pembangunan
moral, bagaimana tidak, tulisan ini akan menjadi serupa igauan belaka. Dalam
beberapa hari ini timeline kita penuh dengan kabar komanya seorang lelaki yang
berusia 17 tahun. Seseorang remaja yang dianiaya oleh juga seorang remaja,
masih berusia 20 tahun. Dunia remaja sedang mengalami krisis moral yang cukup
akut. Penganiaya (remaja yang berusia 20 tahun) ditengarai berasal dari
keluarga birokrat, yaitu pegawai Direktur Jenderal Pajak (DJP) yang gajinya
sangat fantastis, bahkan kekayaannya dianggap berada dikisaran lima puluhan
miliyar. Sebuah sesuatu yang luar biasa tentunya. Patut kita syukuri, karena
mereka kaya.
Sebelum peristiwa ini terjadi, sebelum itu ada pula,
seorang pengendara Fortuner yang juga menabrakkan mobilnya di tengah malam,
serta berbagai kasus yang terjadi pada remaja belakangan ini. Jauh sebelum itu,
ada pula anak usia 11 tahun yang melakukan pembunuhan dengan niatan untuk
mengambil organ tubuh untuk diperdagangkan (silahkan baca beritanya secara
online). Ada pula mayat seorang anak yang dibiarkan hingga membusuk. Inilah
wajah remaja & anak-anak Bangsa Indonesia sekarang. Beringas. Hal tersebut
harus ada tindakan nyata dari pemerintah untuk memulihkan kekakuan dalam
pikiran remaja.
Maos jugan
Peristiwa yang melibatkan remaja tersebut, harus
mendapatkan perhatian khusus, khususnya dari kementerian Pemuda & Olahraga,
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan serta Kementerian Agama. Tiga lembaga
negara sudah saatnya bahu-membahu menghadirkan wajah pemuda yang lebih ceria,
bahagia dan penuh canda tawa, bukan ketakutan, ataupun keberingasan, apalagi
bagi mereka yang merupakan anak dari pejabat negara, mereka harus menjadi role
model percontohan, anak-anak pejabat, seperti pejabat Pajak, Kementerian dan
lain sebagainya, harus hadir sebagai remaja yang bisa dicontoh, apalagi sampai
berprestasi.
Sudah tidak berprestasi, ugal-ugalan hidupnya,
dipenuhi dengan aktifitas yang disebut kategori kenakalan remaja, tentu hal ini
akan sangat disayangkan, karena para anak pejabat pastinya ingin ditiru oleh
remaja seluruh Indonesia, karena mereka telah dibiayai hidupnya dengan hasil
pungutan pajak. Uang hasil pungutan pajak, tentu saja digunakan untuk membayar
seluruh abdi negara tanpa terkecuali. Merekapun dibayar dalam ambang batas
tertentu yang diatur oleh Undang-undang sehingga tidak memberatkan negara,
tidak merugikan masyarakat, mereka pun mendapatkan kenyamanan, kelayakan hidup
sewajarnya.
Bukan berfoya-foya, dengan memamerkan berbagai macam
kekayaan, seperti mobil rubicon yang
harganya mencapai 1,5 M dan lain sebagainya. Pamer liburan berbagai pelosok
dunia, seperti Eropa, Afrika, Amerika hingga benua yang baru ditemukan. Enak
sekali mereka memiliki mobil yang sangat bagus sekali, sedangkan mereka yang
bayar pajak, masih konsisten dengan motor apa adanya. Sungguh luar biasa.
Maos jugan
- Kaju Odhi' Paseser Tasellem
- Jamal D Rahman Maos Carpan
- Sanja' Khalil Satta Elman
- Cangka Asela
- Carpan: Andharun
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan beserta
Kementerian Agama harus hadir dalam kehidupan sehari-hari menjadi nilai yang
harus melekat dalam kehidupan pribadi seluruh abdi negara mulai dari Presiden
hingga seluruh lapisan abdi negaranya, tanpa terkecuali. Agar tidak
mempermalukan negara. Negara juga tidak boleh terlalu lunak pada abdi negara,
atau pada individu yang dianggap kaya, tidak perlu takut, tentu saja harus ada
regulasi yang jelas dalam menjadi negara agar tidak semena dalam menghadirkan
kebijakan.
Sudah seharusnya anak-anak pejabat menjadi contoh yang baik untuk seluruh masyarakat Indonesia, terutama untuk anak-anak, remaja, karena mereka merupakan masa depan bangsa Indonesia. Entah seperti apa jadinya, jika remaja hari ini tidak bermoral dan hidup dengan penuh kepongahan dan hanya sekedar berfoya-foya menikmati harta negara.