Lalampan.com. 1444 H. tentu sedih. Sedih banget dan
sedih sekali. Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tentu
berefek pada kesedihan publik pecinta sepak bola di Indonesia, bahkan sudah ada
yang menyiapkan berbagai amunisi agar bisa menikmati pertunjukan spektakuler di
panggung berlatar rumput hijau itu. Mereka (para supporter bola dalam negeri)
memanglah pecinta bola yang sangat fanatik dan menggairahkan, mereka sangat
hafal nama-nama yang akan turun berlaga pada Piala Dunia U-20 ini, meskipun
para pemain tersebut belum genap berusia 20 tahun, tapi mereka telah berada di
klub-klub papan atas, seperti CarneyChukwuemeka yang akan bermain bersama tim 3
lion, Julukan Timnas Inggris, yang sekarang berkiprah untuk klub ibu kota
Inggris, London, yaitu Chelsea.
Maos jugan
- Sobung Kritikus Sastra e Madura
- Santrena Aebuwan
- Konye’ Gunong Monggu Kerrong ka Omba’
- "Ja' Nyorot" Pak Mahfud!!!
- Epic Ending Preman Pensiun
Kemudian ada gelandang berusia 18 tahun dari
Juventus yang juga siap membela Italia di Piala Dunia U-20 ini yang bernama
lengkap Fabio Miretti, serta dari Klub terbaik eropa yang telah memenangkan
trofi Liga Championg terbanyak, yaitu Real Madrid, geladang serang itu bernama
Alvaro Rodriguez, yang telah menyatakan kesiapannya untuk membela Uruguay, tiga
klub papan atas, seperti Chelsea, Juventus dan Read Madrid.[1]
Tentu saja ketiga klub tersebut memiliki fans dan pecintanya di tanah air
Indonesia. Jangankan pemain sepak bola Indonesia, supporternya saja juga ingin
berjumpa dengan mereka-mereka tersebut. dengan gagalnya Indonesia menjadi tuan
rumah piala dunia U-20, tentu akan membawa kesedihan yang mendalam bagi seluruh
pemain dan supporter sepak bola Indonesia.
Pada saat yang bersamaan, dengan dibatalkannya
Indonesia menjadi Tuan Rumah, harapan untuk menjadi sejajar dengan
pemain-pemain top dunia, untuk sejajar dengan negara level top dunia, seperti
Argentina, Brazil, Belgia, Jerman, Prancis, hingga kawasan Afrika sirna
seketika, meskipun hari ini bangsa ini telah merdeka, tanpa perjumpaan
(bersalaman) dalam satu forum, rasanya tetap belum sejajar, olahraga adalah
media paling sederhana agar prasaaan kita merasa sama. Hadir dalam satu
panggung yang sama. Menang kalah adalah bonus dari dinamika permainan, bermain
vs negara-negara yang telah banyak bicara di pentas sepak bola dunia tentu saja
akan membawa dampak psikologis yang berharga untuk kepribadian pemain timnas
yang saat ini begitu menggebu, bersemangat tinggi untuk bermain di level
terbaiknya.
Maos jugan
- Taresna dhalem Seher Kaodhi'an
- Ajalan Nojju Kaadilan
- Carpan: Ngacepper
- Oreng Asapora Kabbi
- Guwa Pajuddan, Atapa Terro Nampa
Setidaknya kita pernah bermain bersama, satu
lapangan hijau. Setidaknya mereka sudah datang ke negeri ini, tentu saja
kebahagiaan tak terduga, bahwa negara-negara dari atas angin telah mendarat di
negara kepulauan ini. Tentu saja itu akan membawa cerita baru pada para pemain,
supporter dan lain sebagainya. Namun semua itu telah tiada. Bukan hanya pemain
timnas, seluruh supporter pun merasakan kekecewaan yang dalam. Semoga saja,
dengan adanya hal seperti ini, kita bisa belajar bahwa negara kita harus banyak
belajar, supporter, pengelola sepak bola hingga pemerintah Republik ini.