Bayangmu
di Bawah Ufuk
Jangan
terlalu gampang meneteskan air mata
Bukankah
hidup laksana membaca buku
Pada
suatu halaman mungkin sangatlah menarik
Penuh
kebahagiaan serta keromantisan
Kemudian
dihalaman lain akan ditemukan berbagai ketidaknyamanan
Tentang
kesedihan, kekecewaan serta alur yg sangat menyebalkan
Namun
janganlah berhenti sampai disitu
Karena
tanpa membuka lembaran baru
Bagaimana
kita akan tahu kisah selanjutnya
Hidup
terus berpindah dari satu keadaan ke keadaan yg lain
Sebagai
sifat alamiah dasar
Keseharian
telah mengajarkan
Bahwa
keadaan pagi siang sore serta malam
Slalu
menghadirkan suasana berbeda yg pergantian perubahannya terjadi secara drastis
tanpa diduga
Sumenep, Madura
Kehilangan Bayang
Aku
kehilangan bayanganmu
Dalam
diam
Walau
telah ku senandungkan senarai rindu
Bayanganmu
tak kunjung menampakkan batang hidung
Entahlah
Meski
kemudian ku pejamkan mata
Untuk
mereka sketsanya
Bayanganmu
tak kunjung terbaca arahnya
Akupun
berkesimpulan
Bayangan
itu telah kembali padamu
Sebab
mungkin ia sudah jenuh menjadi bagian dari sebuah kenangan
Tiada
kata
Sebagai
ungkapan
Menetaplah
Dan
jangan kemana mana
Agar
kenangan masa lalu tetap pada lembarannya
Sumenep, Madura
Maos jugan
- Barentengnga PAC Ansor Pragaan
- Berupaya Tegar di Tengah Gempuran Zaman
- Gelar Peringatan Maulid Nabi
- Belajar Bisikan Tanah
Di
bawah ufuk
Bermandikan
rona merah
Aku
Tertunduk
Menghayati
senja
Hai
mentari
Sebentar
lagi kau tinggalkan aku
Ke
peraduan
Maukah
kau memelukku dengan mesra
Dengan
dekapan keromantisan laksana mereka yg sedang terpanah asmara
Hingga
kehangatannya terasa sampai fajar
Engkau
tahu
Malam
slalu menyelimutiku dengan gelap
Yg
karenanya aku menggigil
Hingga
tak sempat mengembangkan rasa rindu
Yg
kau ajarkan disaat siang
Sumenep,
Madura
Tidurlah
Jangan
cemaskan aku
Temui
saja aku dalam mimpimu
Jika
hanya untuk sekedar melepaskan rindu
Pejamkan
matamu
Ini
sudah larut
Tangkap
saja bayanganku dalam gelap
Dan
berbuatlah sesukamu
Sesuka
kau mau
Jangan
khawatir
Sesuatunya
tak akan berjalan kearah yg berlawanan
Karena
cinta sejati tak pernah terjerumus ke jalan kesesatan
Bermimpi
indahlah
Dimanja
peraduanmu
Berselimutkan
bunga bunga asmara
Pada
titik dimana ruh kita memulainya
Selamat
malam cinta
Terpaut
kasih mekar dikelopak sayang
Sumenep, Madura
Dibatas
rindu
Kita
diuji
Untuk
menakar sekuat apa rasa cinta
Layak
dipertahankan
Iya,,,
hanya sebatas rindu
Harapan
tertaut
Demi
memberi kebebasan kepada perasaan
Untuk
berkembang
Biarkan
semuanya berjalan normal
Tanpa
harus dibumbui sentuhan gombal
Yg
pada akhirnya akan memojokkan rasa
Pada
puncak ketidakstabilan
Dibatas
rindu
Biarkan
alamiah perasaan bergelut
Dengan
saling memaparkan argumen
Demi
menemukan definisi tujuan masing masing
Kita
tak layak membumbui keadaan
Demi
mempercepat tumbuh kembang asmara
Ketitik
sempurna
Karena
telah tak terhitung fakta yg menebarkan kalimat nasehat tentang keterputusan
asa diujung kesudahannya
Pada
batas rindu
Selayaknya
kita harus menikmati proses tumbuh kembangnya
Agar
kita tahu
Bahwa
cinta butuh interaksi
Sumenep,
Madura
Hidup
adalah berburu
Berburu
kebenaran
Bukan
berburu pembenaran
Apalagi
merasa benar
Dunia
adalah tempatnya
Dan
jika tanpa lokasi
Maka
tak ada tempat untuk melakukan perburuan
Niat
adalah pijakan
Dihati
itulah semua penilaian berawal
Karena
sebaik apapun kegiatan perburuan
Tanpa
niat yg baik segala kebaikan akan batal
Madura,
1444