Khairul Umam Lahir di Gapura Timur Sumenep pada
tahun 1988. Mulai menginjakkan kaki di Madrasah Ibtida’iyah sampai Aliyah di
Nasy'atul Muta'allimin di desanya. Melanjutkan S1 di STKIP PGRI Sumenep pada
tahun 2007 pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia setelah
menganggur selama setahun. Selama menggur, hidupnya didedikasikan untuk menulis
dan belajar wirausaha serta bertani. Pada tahun 2011 dia mulai mengajar di MA
Nasyátul Mutaállimin Gapura dan ditahun 2013 dia melanjutkan studinya di FIB UGM
Yogyakarta pada jurusan Antropolgi Budaya. Di tahun 2017 menggagas berdirinya
Komunitas Sastra Melawan.
Aktif menulis cerpen, puisi dan esai bersama
Komunitas Sastra Melawan, Komunitas Kobhung, Kaleles Publishing, Forum Bias,
Kopi Sastra, MSP dan beberapa komunitas lainnya. Saat ini, di samping
aktivitasnya berkesenian dan membumikan gerakan sastra melawan, juga sedang
menjabat sebagai Anggota Lesbumi Sumenep di bidang penelitian.
Maos jugan
Puisi dan cerpennya dipublikasikan di Radar
Surabaya, Majalah Joko Tole, Riau Post, Rakyat Sumbar, Jawa Pos, Lombok Post,
Suara NTB, Horison Majalan Sastra, Annida Online, Minggu Pagi, Okezone, Majalah
Purnama Kaltim, Sinar Harapan, Harian Bangsa, Radar Madura, Koran Madura, Kabar
Madura, Majalah Jejak, Merapi, KR, Joglo Semar, Indopos, Analisa Medan,
Republika, Majalah Suluh, Kompas.id, dll. Mendapat juara III se kabupaten dalam
lomba menulis puisi (2008), mendapat juara II se Madura dalam lomba menulis
cerpen di STAIN Pamekasan (2010), nominator lomba menulis cerpen se-Indonesia
di STAIN Purwokerto (2011), nominator dalam lomba menulis puisi Mengukir Cahaya
Ramadlan (2011), nominator dalam lomba menulis puisi Rindu Untuk Muhammad
Kasih-Mu, nominator puisi dalam anugerah seni dan sastra I UGM 2013, nominator
puisi dan cerpen dalam anugerah seni dan sastra II UGM 2014, nominator cipta
puisi tingkat Asean (IAIN Purwokerto, 2017), nominator cipta puisi dalam rangka
harlah NU ke-94 oleh PCI Maroko (2017). Diundang membacakan puisinya dalam
acara Solo Dalam Puisi yang diadakan Sastra Pawon Solo (2014), Asas UPI (2014),
Borobudur Writers and Cultural Festival (2014) dan Festival Teacher Supercamp
oleh KPK (2015).
Maos jugan
Antologi bersamanya antara lain antologi puisi
Festival Bulan Purnama Majapahit Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto (DKKM,
2010); antologi cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit Dewan Kesenian
Kabupaten Mojokerto (DKKM, 2010); antologi puisi Merangkum Langit Oktober
(2010); antologi puisi Sepasang Hati Gapura (2010); antologi cerpen Lelaki yang
Dibeli (Obsessi press, 2011); antologi puisi Atas Nama Bulan Yang Dicemburui
Engkau (2011); antologi puisi Rinai Rindu Untuk Muhammad Kasih-Mu (2012);
antologi puisi Seratus Penyair Untuk Pelacur Sanggar Gladakan Tuban (2012);
antologi puisi Taneyan Lanjang (2012); antologi puisi Sinopsis Pertemuan
(Masegit Press, 2012); antologi puisi Peduli Palestina (2013); antologi puisi
Indonesia di Titik 13 (2013); antologi puisi Solo dalam Puisi (2014); antologi
puisi Distopia (UGM Press, 2014); antologi puisi Sesaji Puisi Ratu Adil (BWCF,
2014); antologi puisi Negeri Poci 6 (Penerbit KKK, 2015); antologi puisi Ketam
Ladam Rumah Ingatan (LSS Reboeng, 2016); antologi puisi Bunga Rampai Suara Dari
Kelas Kecil (KPK 2016); antologi puisi Lebih Baik Putih Tulang Dari Pada Putih
Mata (Komunitas Masyarakat Lumpur, 2017); dan antologi puisi Rekuim Tiada Henti
(Obsesi Press, 2017). Pada tahun 2016 sampai 2017, Bersama Dityanmas KPK, Umam,
sapaan akrabnya berkeliling ke berbagai kota di Indonesia untuk mengisi acara
pelatihan menulis bagi guru.
Sekarang buku pertamanya yang berjudul Bisikan Tanah
lahir serta akan meramaikan khazanah sastra Madura dan Indonesia. berhasil
melebarkan sayap-sayap Komunitas Khobung bersama Lathif, Rahmat, Shiddiqi, NK,
Rafiki dan lain-lain.