I
Ketika
air mata pecah
Dari
celahnya akan terlihat kenang manis yang begitu indah
Kenangan
hasil kreasi kebersamaan yang takkan bisa ditulis oleh siapapun hanya
menggunakan dirinya sendiri
Dengan
pertengkaran
Kekecewaan
Lelah
dan benci
Sesungguhnya
cinta hanyalah ingin dikembalikan pada gairahnya yang mulai memudarKan
keromantisannya
Dan
perpisahan ada
Tak
lain hanya sebagai untuk menghargai betapa indahnya kebersamaan atas nama cinta
Tellasan
Reyaja 1444
Maos jugan
- Mamat Terro Nompa’a Jaran
- Karjana DK Sumenep
- Ngongodhadan Ta' Ancor
- Tase’ Tadha’ Omba’
- Elangnga Pangajiyan
II
Saat
ku baca sepenggal kata dalam hati
Tak
ku temukan kata cinta
Sekali
lagi ku baca dengan teliti
Apa
yang termaktub didalamnya
Di
jiwamu keberadaan ku
Ku
baca cakrawala dilangit tak berawan
Bintang
bintang tak jua ku temukan
Hanya
melihatmu melambaikan tangan melemparkan senyum
Dari
senja berlanjut kegelapan malam
Ku
baca semua
Untuk
menemukan penggalan tersisa dari kata cinta
Hingga
pada suatu pagi
Ku
temukan detaknya berdegub dari balik hatimu dibawah pancaran sang mentari
Lantas
aku bertanya
Hatimu
berkata jangan bertanya
Karena
hanya rindu yang ada didalamnya
Tellasan Reyaja, 1444
III
Percayalah pada dirimu sendiri
Jika
gaya dan akhlak mu tak menyalahi ketentuan
Tak
usah peduli dengan sebagian orang yang melihat bayanganmu terlihat bengkok
Karena
setiap orang pasti melihat dengan matanya sendiri
Posisi
bayangan mu pasti sudah tepat dari titik dimana kau tegak
Walau
dari sudut penglihatan orang lain terlihat berubah bentuk
Tellasan Reyaja, Juli 2023
IV
Aku
ragu
Ini
benar benar diriku
Atau
bisa jadi sudah menjadi duplikat mu
Siapa
yang tahu
Dan
kepada siapa aku harus bertanya
Kepada
bayang bayang
Atau
sekalian kepada matahari
Namun
angin seketika meraih tangan ku
Mengajakku
ke pantai
Untuk
berkaca pada samudra
Tetapi
Disana
tak ku temukan siapa siapa
Termasuk
wujudku
Madura,
Juli 2023
Maos jugan
- Bulan Gerring Pesse Panas
- Sobung Kritikus Sastra e Madura
- LESBUMI Sumenep Luncurkan Buku di Prancak
- Teks MC Bahasa Madura
- Ke Lawi, Matadha’ Andhu’anna Dara
V
Terserah
engkau saja
Segalanya
Terserah
kemauanMu
Tentang
sesuatunya
Tak
setitikpun ku pasrahkan diriku
Kepada
diriku
Apalagi
kepada dia dan mereka yang sama tentang ketidakjelasannya
Islamku
Hanya
kepadaMu
Takdirku
berada dalam kekuasaanMu
Tiada
sedikitpun bergantung pada kecekatan tanganku
Aku
tak bisa mengubah apa apa
Usahaku
bukan penentu segalanya
Semua
hanyalah sebuah media
Aku
Terserah
engkau saja
Karena
kepasrahan tidak menyangkut setengahnya
Bukan
pula dalam keabal abalannya
Juli 2023
RowiEl-Hamzi warga Longos se konsisten menulis puisi