lalampan.com. 1445. tulisan ini tidak dalam rangka
mengkritisi, namun hanya sebatas merekam apa yang terjadi di sekitar saya
tentang perayaan maulid nabi beserta musik-musik yang menyertainya, seperti musik-musik
atau pun lagu-lagu yang tidak bernuansa islami, seperti lagu dangdut koplo,
campur sari, rock atau pun band yang diputar oleh operator sound system dalam
acara Maulid Nabi. Memang lagu-lagu itu tidak diputar bersamaan dengan shalawat
yang dibacakan sebagai backsound pada saat acara berlangsung, namun sound-sound
itu telah berbunyi beberapa jam sebelum acara dimulai.
Di Madura, yang memang banyak sekali perayaan maulid
Nabi Muhammad SAW, semisal ketika mengadakan acara maulid Nabi pada jam 15.00,
maka sound system sebagai pengeras suara, sudah bergema sejak pagi, bahkan bisa
jadi, bergema sehari sebelumnya, dengan memutar musik dari berbagai aliran,
mulai dari rock, band, koplo, dangdut, jazz hingga campur sari, itulah yang saya
maksud dengan Bercampur Sari. Musik-musik yang hanya berbunyi dentuman-dentuman
keras, musik dengan bass full yang menggetarkan kaca-kaca rumah tetangga bahkan
di beberapa daerah merobohkan bangunan, musik yang kini viral dan banyak
dipakai oleh beberapa operator sound sistem, musik tanpa lirik.
Maos Jugan:
Seandainya saja segala lagu-lagu atau musik-musik
itu semuanya adalah lagu shalawat, atau segala lagu-lagu yang memuja Kanjeng
Nabi Muhammad SAW, selama kurang lebih 24 jam menjelang acara perayaan maulid
Nabi, tentu masyarakat akan lebih merasakan bagaimana perjuangan atau pemujaan
terhadap Nabi Muhammad.
Hal itu sungguh tidak salah, bahkan tidak ada
dalilnya, apakah ada larangan memutar lagu-lagu hits, seperti band, rock,
koplo, dangdut, tidak ada, boleh-boleh saja, namun alangkah baiknya selama menjelang
acara maulid Nabi diperdengarkan lagu-lagu yang memuja kanjeng Nabi Muhammad,
apalagi memang memperdengarkan shalawat melalui sound system itu sendiri. tentu
suasana dan auranya akan berbeda.
Sekali lagi, saya berbahagia dengan massifnya
perayaan maulid Nabi di Madura, bahkan seandainya mampu, rasanya masing-masing
rumah ingin merayakan maulid nabi, sebagai bentuk rasa cinta pada kanjeng Nabi
Muhammad yang telah menyelamatkan ummat islam ini dari zona keterpurukan (Jahiliyah).
Maos Jugan
- Apakah Malam Cukup Tenang
- Sakit Kepala Sebelah Kiri
- Rakara (Naskah Lakon, Anwari)
- Kucing Ketiga yang Aku Tolong (I)
Tentu saja kita mestinya malu pada buah-buahan yang
mekar serta ranum pada bulan maulid, mereka hadir hanya untuk dinikmati oleh
mereka yang merayakan Maulid Nabi, namun ternyata dihajar oleh suara dangdut
koplo, campur sari dan lain sebagainya, bahkan bisa jadi lagu-lagu itu masih
merupakan hasil plagiasi. Sungguh miris sekali.
Tentu saja ada lagu-lagu yang menceritakan
perjuangan Nabi, bukan hanya sejak lahir, tapi bagaimana Kanjeng Nabi pada saat
berperang di perang Badar dan lain sebagainya serta banyaknya lagu shalawat
yang sangat beragam. Apakah semua masyarakat berharap demikian? Nampaknya
masyarakat juga berharap demikian, yaitu mendengarkan lagu-lagu shalawat ketika
bulan Maulid, dari sound system yang sedang berada di tempat acara maulid nabi,
bukan lagu-lagu lain, sebab lagu-lagu tersebut telah diputarnya sepanjangtahun.