Untuk
Para Pemimpin Kami
aku
hanya manusia biasa
yang
mencintai negeriku aku inginkan negeri
ini damai
tak
ada kekerasan
tak
ada kerusuhan
tak
ada mereka
yang
kaya karena uang rakyat
yang
duduk diam saat rakyat menangis
hai,
kamu
yang
disebut wakil rakyat yang suka mengobrol janji-janji semu
tepatilah
janji-janjimu itu kami inginkan negeri
ini damai, adil dan sejahtera. Ingat! Yang maha kuasa
mengawasimu
dari tahta surga
Tuhan
melihat pekerjaan yang kau lakukan saat ini Tuhan mendengar janji-janjimu yang kau ucapkan pada kami
lakukanlah
kerjamu dengan baik
cintailah
orang kecil dengan tulus
bukan
karena kau ingin mendapatkan sesuatu dari mereka
Nyanyian
"Kudengar
burung bernyanyi dari atas kabel listrik, pohon bambu, tali jemuran, atau dari rumput kering
musiknya adalah embusan angin namun, ia menulis liriknya sendiri. Pohon pisang melambaikan daun menari
mengikuti irama, ke kanan dan ke kiri. Dalam hati aku bertanya, bagaimana
burung begitu riang bernyanyi di antara kabar-kabar mangkat terus bertandang.
Rindu Merimba
Dalam
tidurku tadi malam, rindu menabur benih mimpi, pagi ini aku terbangun di rimba.
Jalan-jalan menghilang teriakku cuma
berbalas gema. Jauh temu, masih jauh
jumpa, meski kabar sudah dibawa burung. Dalam rindu yang merimba, kubuat kebun Baru. Kutanam buah-buah yang
kausuka dan menunggu musim tiba membuatnya matang, saat kaudatang.
Maos jugan
Mandikan Aku Seribu Air Kolah
Begitupun
kuat saya berpegang kata-kata siang, malam akan datang memeluk-melekakan saya
kepada setiap perkara yang telah lama ditanam,
Apabila
hujan turun pada pukul dua pagi gigil dinginnya membuat saya berfikir seluruh dosa yang salah telah saya
lakukan atas nama diri saya, terbayang semula setiap marak api' yang selalu
selalu saya nyalakan di dada saya mengingat semula betapa
Hanyirnya
peluh menitis di malam-malam yang sebelumnya.
Sebelum
saya sempat sadar, setiap dinding yang
pernah saya sentuh oleh seluruh tubuh badan pernah memberitahu bahwa: hidup
adalah kesilapan
Saya
bukannya tak mahu duduk diam dan dengan sengaja membiarkan setiap kering tanah
menjadi semakin rekah, tetapi pukimak
menerima kesilapan yang berulang-ulang ini buat saya fikir yang berapa
jauhnya jalan menemu kebenaran menemu kebaikan
Menemu
jawaban.
Banyuwangi, 30 Oktober 2023 (15 Rabiul Aher 1445)
*Nailus Sururi adalah warga Batang-Batang yang sekarang sedang menyukai dunia perantauan dan mencatatnya dalam sebingkai puisi.
Maos jugan
Mksi senior
BalasHapus