SETIAP
KALI
setiap
kali aku melihat sungai ini
pikiranku
hinggap di tahun-tahun yang silam
saat
bermain kejar-kejaran bersama teman seperjuangan
meloncat
dari ketinggian lalu melayang tercebur mengesankan
airnya
yang jernih tembus pandang bertutur ketulusan
setiap
kali aku lewat untuk sekedar menatap sesaat
bayangan
masa lalu hadir begitu nyata
saat
malam purnama bercengkrama dengan teman sebaya
sambil
memancing ikan klemar yang gesit menggoda
seyongan
dan udang ikut larut dalam canda
kalecen
dan berkong turut menembak cahaya
sampai
adzan subuh tiba
setiap
aku mendekat
ada
rasa yang menjalar-jalar menidurkan genangan hasrat
pohon
nyamplong, buah kalampok yang menggelantung
batang
pohon pisang sebagai sampan tak terlihat
batu-batu
yang berjejer tempat tirakat Bhuju’ Arab
kini
mulai sekarat tak terawatt
kini,
setiap kali aku menyusuri tebingnya
terpampang
sampah, popo. bangkai dan limbah plastik
yang
berserakan
seperti
pameran yang asyik dipertontonkan
tanda
ada rasa berdosa melengkapi derita kita
klemar
dan sejenisnya enggan bertutur sapa
sampai
berakpun sepertinya menjadi hiasan paling afdhal
saat
ini
tiap
kali aku lewat songai kotak
detak
jantung bertambah gawat
sudah
waktunya harus bertindak masih belum terlambat
membiarkannya
berarti kita bejat
ayo
bergerak cepat sebelum datang kiamat
Penggir
Songai Kotak, 08 Juli 2021
MIKRAJ
dari
Ambangan, Pangeran Letnan, Pangeran Katandur sampai
Masjid
Jamik
aku
mengukur kembali langkah kaki
memungut
seraut luka yang basah
luka
lantaran cerita terdesak dosa
pada
sebait doa yang disulut usia
gairah
ini adalah kepak langit yang melantunkan deru malam
aku
terbuai sekerat tatapan tajam
dalam….
menikam…
masihkah
sesal ini tiarap diantara aroma wangi nisan
entahlah
aku makin tak faham
doaku
menyelinap di antara kumandang adzan dan gemerlap lampu kota
08
Juni 2018
*RM Sahli Hamid merupakan ketua yayasan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman, Sumenep. Kini mengasuh Ponpes Raudlatul Iman Ganding, Sumenep