Lalampan.com. 1445. Beberapa hari lalu, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah resmi mendaftar kepada komisi pemilihan umum di Jakarta, mereka adalah Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau dikemudian dikenal dengan pasangan AMIN, ada Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Mahfud MD yang kemudian dengan GAMA, serta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang kemudian dikenal PAGI.
Dalam rangka itu, serta masih dalam suasana
memperingati Hari Santri Nasional, Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Ranting
Prenduan mengadakan kajian dengan mendatangkan K. Zubairi yang merupakan wakil
ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep. Hadir pula
Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor, Sahabat Imam Ghazali, serta
rombongan Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Ranting Aengpanas.
Maos jugan
- Manfaat Politik Identitas
- Etika Politik Kaum Santri
- Relasi Parpol dengan Kebijakan Sosial
- Moralitas dan Kepartaian
- Dampak dan Proses Pencegahan Politik Agraria
Ketua Pimpinan Ranting Ansor Prenduan, Lora Khalili
Hasbullah menuturkan bahwa kegiatan ini tidak terlepas, sebagai upaya agar
santri lebih melek dunia politik.
“Menjelang akan dilaksanakannya pemilu ini, santri
juga harus memahami, siapa yang memiliki kapabilitas, siapa yang layak untuk
memimpin negeri ini.” tuturnya pasca acara.
Pemantik pada kesempatan tersebut, yang juga
merupakan seorang aktivis sejak era 80an, mengutarakan berbagai macam
pengalamannya, serta berbagai macam amatannya tentang dinamika masyarakat
nahdliyin di pesisir pantai selatan, khusus pragaan dan sekitarnya. Lalu
menarik benang merah perjuangan Santri dimulai saat pra kemerdekaan, yang
sangat berkaitan erat dengan lahirnya hari santri, yakni tanggal 22 Oktober,
serta hadirnya Resolusi Jihad yang diserukan oleh KH Hasyim Asy’ari, menjelang
22 Oktober hingga 10 November 1945. Hadirin juga berharap bahwa sejarah-sejarah
yang berserakan (karena tidak tertulis) serta tidak ada dalam buku sejarah,
akan bisa segera dinikmati oleh generasi muda nahdliyin, yakni bisa ditulis
menjadi buku-buku serta ada di dalam kurikulum.
Maos jugan
- Karduluk Sambut Hangat Safari Khotmil Qur’an
- Satu Abad NU dan Haul Gus Dur
- Raker Ansor: Ngongodhadan Ta' Ancor
- Barentengnga PAC Ansor Pragaan
- Geliat Gerakan Pemuda Ansor Sumenep
menanggapi hal tersebut, pemantik mengupas bahwa
selama 32 tahun, orde baru berkuasa, maka sejarah ditulis oleh mereka yang
menang, pada masa itu, Partai-partai difusi menjadi beberapa partai, seperti
Golongan Karya, Partai Nasional, serta partai berbasis keislaman yakni PPP yang
dianggap sebagai representasi partainya masyarakat muslim termasuk NU dan
Masyumi.
pada tahun 1998, Orde Baru runtuh yang ditandai
dengan diturunkannya Soeharto sebagai presiden, pasca itu banyak partai-partai
lahir seperti PKB, dan lain-lain.
Bagaimana seharsunya santri hari ini dalam menyikapi
dinamika politik? Pemantik TIDAK memberikan jawaban pasti, TIDAK memberikan
jawaban yang mengarah pada satu golongan, satu pasangan atau apapun. Silahkan
santri melakukan ijtihad politik dengan berpedoman pada 9 pedoman berpolitikwarga NU.