lalampan.com. 1445. Sebanyak 28 mahasiswa dinyatakan
lulus Strata Satu (S1) dalam yudisium Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman
(STIDAR), hal ini dibacakan langsung oleh Wakil Ketua I (waka I), Imroatin
M.Sosio di Hall Ibrahimy STIDAR Sumenep pada 29 Oktober 2023 lalu. Mahasiswa
yang dinyatakan lulus merupakan dua program studi yang ada di STIDAR yaitu
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan Bimbingan Konseling Islam (BKI).
Dalam acara yang sangat sakral itu, hadir Ketua
STIDAR, K Junaidi M.Pd, M.M, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Raudlatul Imana
(Yaspiri) Dr RM Sahli Hamid, hadir pula pimpinan Lembaga Penjaminan Mutu, Bapak
Khamsil Laili M.Pd.I, serta jajaran pimpinan program studi dan beberapa dosen.
Dalam sambutannya Ketua STIDAR menekankan kesadaran
akhlaqul karimah terhadap seluruh mahasiswa yang sebentar lagi akan
meninggalkan pintu gerbang STIDAR, selain hal itu, seluruh Alumni, baik PMI
atau BKI harus sama-sama bahwa sekarang telah memasuki fase baru, dimana ancaman
krisis pangan berada di depan mata.
Maos jugan
“PMI dan BKI harus punya consent terhadap
keseimbangan alam, alam sosial, alam batiniyah agar tercipta masyarakat yang
tentram. Hari ini, kelangkaan pangan terjadi dimana-mana. Kelangkaan pangan akan
berdampak pada buruk pada pola kehidupan bermasyarakat. Tegasnya di hadapan
seluruh mahasiswa yang disambut dengan tepuk tangan yang membahana.
Sedangkan ketua Yaspiri, Dr RM Sahli Hamid, lebih
menekankan pada proses perbaikan mental. Menurutnya sekarang terjadi krisis
mental terutama dalam keluarga, “Ini akan memberikan peran besar terhadap
Konselling keluarga, alumni BKI akan memiliki PR besar, karena masyarakat
sekarang banyak yang stress, main judi online, sudah berdosa, terlilit hutang
pula, ini makin memperburuk keadaan, serta iklim yang sangat tidak bersahabat,
ancaman krisis pangan juga. Peran BKI ini sangat ditunggu oleh masyarakat.”
Di Hall Ibrahimy yang berdampingan dengan sungai
kotak itu, mengalir keceriaan dari wajah-wajah yang telah bersusah payah
menyelesaikan skripsi, perjuangan panjang nan melelahkan untuk mengakhiri puasa
gelar selama kurang lebih empat tahun. Keceriaan terpancar dan meluap begitu
saja dari wajah Baisul Kurni, Abd Aziz beserta kawan-kawannya.
Maos jugan
- Agi’-gigi’ Sangngarra Jagung
- Bilis-Bilis Ngangko’ Kakanan
- "Ja' Nyorot" Pak Mahfud!!!
- Sajan Abit Oreng Atane Sajan Tadha'
“Ya pasti seneng banget la pak, dulu awal-awal
masuk, saya waktu awal mau presentasi, keringat itu sampai mengucur hingga
ujung rambut. Hari ini rasanya plong sekali. bisa bebas dulu.” Ucap Baisul
Kurni yang bersabar selama empat tahun motoran dari Pasongsongan menuju Ganding
setiap hendak kuliah.
Ditanya soal apakah akan melanjutkan ke jenjang
Magister, Bai sapaan akrabnya masih hendak mencari pengalaman kerja terlebih
dahulu, hal ini juga dibenarkan oleh Hendri.
“Keinginan itu sudah saya pikir sejak Semester lima,
cuma waktu KKN sama skripsian masih fokus lulus dulu. katanya sih banyak
beasiswa, cuma masih bingung, apalagi pertanyaan menikah itu, usil banget.”
Selorohnya pasca selesai acara yang tak lupa untuk memuaskan berswafoto di
podium yudisum baik bersama dosen atau bersama teman-teman seangkatannya.