lalampan.com. Energi adalah kekuatan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu – hal-hal esensial yang menopang kehidupan agar kita dapat bertahan dan berkembang. Dalam konteks ini, ketika kita membahas inspirasi dan berbagai aspek kehidupan lainnya, energi menjadi landasan paling mendasar. Kita mungkin tidak secara langsung mencari sumber energi setiap saat, tetapi sadar atau tidak, energi itulah yang memungkinkan kita tetap hidup, selama kita belum dipanggil oleh Sang Pencipta.
Sebagai pemuda – dan beberapa di antara kita yang
mungkin sudah lebih matang, izinkan saya menyampaikan hormat, hehe – kita pasti
mendambakan kehidupan yang luar biasa. Hidup yang sukses, berkelas, dan penuh
makna. Begitu bukan? Dalam perjalanan menuju kesuksesan, apa pun definisi
kesuksesan itu, energi adalah bahan bakar utama. Pertanyaannya, dari mana
sumber energi tersebut? Apa yang bisa menjadi fondasi bagi kita untuk terus
bergerak maju?
Mari kita belajar dari pohon. Pohon terdiri dari akar,
batang, cabang, daun, bunga, dan buah. Kita tahu, buah yang matang sering kali
berjarak dari pohonnya – dijual di pasar, supermarket, dibungkus rapi dan
terlihat menggiurkan. Namun, buah itu tidak akan pernah ada tanpa perjuangan
akar. Akar, yang tersembunyi di bawah tanah, tidak hanya menopang pohon tetapi
juga menyuplai energi dari air dan nutrisi yang mereka temukan. Namun, seberapa
sering kita merenungi perjuangan akar?
Maos jugan
- Okara Kakanten Basa Madura
- Mertè Bhâsa Lèbât Karya Sastra
- Nice Girl Syndrome; Penyakit Psikis Remaja
- Ibu; Madrasatul 'Ula Seorang Anak
- KEHEBATAN PAK HAMKA DALAM PENJARA
Jika diperhatikan, tumbuhan bergerak ke dua arah: ke
atas dan ke bawah. Akar bekerja keras mencari sumber air di bawah tanah,
sementara daun dan tunas di atas mencari sumber cahaya. Kita bisa melihat
bagaimana daun muda, atau tunas, selalu bergerak menuju cahaya, meski harus
merambat, melilit, atau berputar ke arah sinar matahari. Tumbuhan yang
mendapatkan cahaya optimal tumbuh dengan baik, bukan? Cahaya menjadi sumber
energi yang fundamental bagi mereka.
Namun, perjalanan mencari cahaya ini, setidaknya di
mata kita, terlihat lebih mudah. Daun hanya perlu menghadapkan diri ke arah
sumber cahaya. Tapi, bagaimana jika kita bisa mendengar suara daun? Mungkin
mereka akan berkata bahwa perjuangan menuju cahaya juga berat, penuh rintangan,
dan membutuhkan usaha yang tidak kecil.
Di sisi lain, perjuangan akar lebih tersembunyi dan
sering kali tidak terlihat. Akar harus menembus tanah, menghadapi kerikil,
batu, bahkan hewan-hewan kecil. Kadang, akar harus dipotong manusia atau
menghadapi kondisi lingkungan yang sulit. Dalam gelap dan tekanan tanah, akar
terus bekerja tanpa henti. Mereka tidak hanya menyerap air, tetapi juga
mengirimkannya ke batang, cabang, daun, hingga akhirnya pohon itu dapat
menghasilkan bunga dan buah.
Filosofi Akar dan Daun
Akar dan daun menggambarkan dua bentuk perjuangan
dalam hidup. Ada perjuangan yang terlihat – seperti tunas yang menjangkau
cahaya – dan ada pula perjuangan yang tersembunyi, seperti akar yang bekerja
dalam diam. Keduanya sama-sama penting, saling melengkapi untuk memastikan
pohon dapat tumbuh dengan kokoh. Semakin besar pohon, semakin besar pula akar
yang dibutuhkan untuk menopangnya. Cobaan yang datang juga semakin besar,
layaknya pohon besar yang harus menghadapi angin kencang.
Sebagai manusia, kita juga memerlukan dua jenis
energi: energi yang berasal dari inspirasi luar, seperti guru, tokoh besar, dan
orang-orang hebat lainnya, serta energi dari dalam, yaitu kesadaran diri bahwa
perjuangan adalah bagian dari hidup. Inspirasi eksternal itu seperti cahaya
bagi daun, sementara kesadaran internal itu seperti kekuatan akar yang berakar
pada prinsip dan nilai hidup.
Maos jugan
- Belajar Bisikan Tanah
- Susah Sinyal dan Pemain Bola
- Matroni Musèrang, Nyalalat ka Tana Manca
- Petani Tembakau yang Jago Mendalang
- Lukman: Ngaronge Sagara Madura
Belajar dari Pohon: Jangan Jadi Generasi Stroberi
Pohon besar dengan akar yang kokoh mengajarkan kita
untuk tidak mudah tumbang meski diterpa badai. Sebaliknya, ada generasi yang
dikenal sebagai “generasi stroberi” – tampak indah, tetapi mudah hancur ketika
terjatuh. Jangan menjadi seperti itu. Untuk menjadi besar, sukses, dan
bermanfaat, kita harus siap menghadapi rintangan, berkorban, dan menumbuhkan
akar yang kuat dalam diri kita.
Hidup adalah perjalanan mencari energi – baik dari
cahaya inspirasi maupun dari akar perjuangan. Mari terus bertumbuh seperti
pohon: menjangkau langit dengan mimpi-mimpi kita, namun tetap berakar kuat pada
nilai dan prinsip yang kita pegang teguh.