terkesirap
darahku
berdegup
jantungku
tersentak
lamunanku
mendengar
namamu Indonesiaku yang dibangun dengan tajamnya airmata dan gurihnya doa
doa-doa
yang mengeram di rongga zaman
doa-doa
yang sembunyi kemudian mekar menjulang
merindangi
suburnya bumi pertiwi
negeri
para syuhada
tanah
barokah waritsan habaib dan para ulama
perjuangan
memanggul senjata seadanya
dari
tanah Madura, Jawa, Sumatera, dan berbagai daerah lainnya
mulai
Hadhratis Syekh Hasyim Asy’ari, Habib Idrus Al-Jufri, Syaikhona Kholil Bangkalan,
KH. Ahmad Dahlan hingga Sultan Hasanuddin Sayang Ayam Begisar dari Makassar
ada
Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dan Cik Ditiro
mereka
menggerakkan langit
mengguncang-guncang
bumi yang dijejali ambisi
bersama
rakyat dan santri mengusir penjajah angkat kaki dari belahan surgawi
Maos jugan
- Parebasan Madura ban Contona
- Kerata Basa Madura
- Tasdid dhalem Basa Madura
- Konsonan Alos & Dhammang
- Maongga Bako Madura
jangan
pernah menutup mata perlawanan mereka
jangan
menghapus jejak yang mereka tinggalkan
kaum
sarungan dan jubah-jubah kebesaran
di
dada mereka berselimut merah putih
di
mata mereka berkepak sayap garuda yang terbang tinggi
semangat
patriot kepahlawanan demi sebuah proklamasi kemerdekaan
hanya
daun-daun doa yang melambai menghiasi Bhinneka Tunggal Ika untaian Zamrud
Katulistiwa
menjelma
cinta yang disulut membara mengalahkan meriam dan bom angkara murka
mereka
yang berjasa telah tenang di sisi-Nya
sekalipun
tanpa bintang mahaputra
karena
anak cucunya telah menyungging senyum mesra
kini
semerbak doa Indonesiaku
jadikanlah
tinta airmatanya adalah sedekah jariyah tetesan darahnya memerahkan semangat
yang tak pernah padam di kegelapan kebencian
keringatnya
terus menyala mendiamkan ombak samudera
duhai
karenamu….
Indonesiaku
kini berkalung berlian bermahkota permata mutu manikam
berhias
dandan perawan yang dimabuk kasmaran
semoga
kuburnya wangi ditemani sang bidadari
belaian
rahmat Allah begitu lembut
selembut
sutera yang dibasahi embun-embun kerinduan
di
surge telah disiapkan permadani dan wangi kesturi
taman-taman
kautsar di kelilingi daun-daun yang senantiasa tunduk dalam ridha Ilahi
Amin…
16
Agustus 2021
Kemerdekaan
Adalah
Indonesiaku
engkaulah
hijau semangka yang merah
ulang
tahunmu hari ini adalah cerita indah yang tertulis dalam berjilid-jilid buku
sejarah
tapi
tanahmu kini masih bersimbah luka
Merah
Putih tercabik-cabik pekik dengki
sang
garuda berlumur noda
Bhinneka
Tunggal Ika menggelepar cengkeramannya tak lagi
sekuat
ibu yang memeluk anaknya tercinta
Indonesiaku
sudahkah
bangsa ini betul-betul merasakan merdeka
sebab
di langit kita kita asap masih terus pengap
di
antara cuaca yang tidur terlelap
Kemerdekaan
hanya sebatas kata
upacara
mengibarkan sang saka lalu menurunkannya
mengenang
jasa pahlawan kemudian tak ada kesan
pembacaan
proklamasi lalu suasana berubah sepi
Pancasila
dan UUD 1945 seperti tak bermakna
lantaran
bangsa ini memang belum merdeka
Kemerdekaan
itu ibarat air yang mengalir dari hulu ke hilir
menggenangi
lembah dan sawah
menumbuhkan
jagung, padi dan macam-macam buah
terik
matahari menjadi sajak dan puisi
yang
menghapus airmata dan keringat di wajah orang-orang melarat
Maos jugan
- Tase’ Tadha’ Omba’
- Rora Basa Madura
- Carpan: Santrena Aebuwan
- Nice Girl Syndrome; Penyakit Psikis Remaja
- Oca’ Bakal dhalem Basa Madura
Proklamasi
kemerdekaan terus dikumandangkan
menjadi
nyanyian yang mengesankan
mata
hatinya tersepuh tajam
mengulurkan
jabat erat persahabatan
tak
sedikitpun menoleh sekalipun tanpa piagam penghargaan
kemerdekaan
itu sepertih curah hujan yang menumbuhkan bunga-bunga
meneteskan
embun cinta di tengah musim pancaroba
jiwa-jiwa
suci berdandan melati
memaknai
kemerdekaan itu
bagai
anak kecil yang terus bermain meski lelah mendera di tubuhnya
bergerak
gesit walau sang ibu khawatir kondisi kesehatannya
kemerdekaan
itu tak pernah surut
laksana
gula dalam air yang larut
manisnya
terasa tetap terasa
andai
tak ada seorangpun yang mampu membaca ia tetap setia karena hidup harus memberi
makna
Maka
Indonesiaku
Idzinkan
hari ini aku menanam benih merdeka
tumbuh
bercabang-cabang
seperti
yang dilakukan para pahlawan
menghampar
sajadah peradaban