Merancang Haflatul Imtihan

Merancang Haflatul Imtihan, karnaval di madura, sumenep, kemacetan, kreativitas, santri, sekolah di madura,


Harflah Imtihan di PP Nasy'atul Muta'allimin yang ke 63 terasa berbeda dengan Haflatul Imtihan PP NASY'ATUL MUTA'ALLIMIN sebelumnya. Suasananya terasa lebih sejuk dan edukatif. Satu desain harlah yang bisa menjadi pilihan untuk Haflatul Imtihan pada tahun berikutnya.

Benar bahwa haflatul imtihan harus meriah. Tetapi unsur edukatifnya harus kuat dan pelaksanaannya juga perlu hikmat. Ini penting menjadi catatan karena faktanya di banyak lembaga pendidikan unsur kemeriahannya melampaui aspek edukatifnya. Satu fakta yang bisa diajukan misalnya karnaval di banyak lembaga pendidikan yang menurut saya kurang  edukatif.

Belum jika melihat biaya karnaval yang di beberapa tempat sangat tinggi. Bisa jutaan uang yang harus dikeluarkan orang tua untuk mendandani satu anak saja. Uang jutaan itu untuk menyewa kuda bagi anaknya dan secara khusus pula mengundang drum band atau uldaul sebagai pengiring di belakangnya.

Maos jugan

Ada masalah lain sebagai dampak dari diadakannya karnaval, memacetkan jalan raya. Kita tidak tahu, orang yang terjebak macet bisa jadi sedang terburu-buru karena keluarganya sakit. Bisa jadi orang yang sedang terjebak macet  ada yang sedang membawa keluarganya karena sakit. Bisa juga karena harus bertemu kolega bisnis yang butuh segera dieksekusi, dan seterusnya. Bisa dibayangkan begitu tersiksanya orang yang mengalami kemacetan.

Saya pernah terjebak macet karena melintas di jalur yang menjadi arak-arakan karnaval. Lebih kurang 2 jam saya terperangkap di sana. Begitu tersiksanya saya. Sialnya, gak ada "jalan tikus" bagi mobil. Mau balik pulang gak bisa. Maju kena, mundur kena. Inilah momen dimana yang merayakan karnaval senang, sementara yang terjebak kemacetan gundah gulana.

Atas dasar itu, kami berdiskusi dengan banyak teman. Ditemukannya ide untuk menampilkan pentas kolosal. Dalam pelaksanaannya memang harus berkolaborasi dengan teman-teman yang menguasai (ilmu) teather, koreografi, seni suara, musik, sound sistem yang bagus, panggung yang lebar dan besar, serta Video Tron, fotografi, dan properti yang dibutuhkan untuk kemeriahan pentas kolosal. Terus terang, ide ini diilhami oleh pentas kolosal 1 Abad NU di Sidoarjo.

Secara konten, kekayaan tradisi pesantren bisa menjadi ide dan inspirasi menarik untuk  ditampilkan. Lalaran Aqidul Awam, Imrithi, Alfiyah, qiraat, tari sufi, shalawat, hadrah atau tradisi lain yang senafas dengan pesantren bisa kita racik secara baru. Pesantren Annuqayah pernah menampilkan tari sintung. Ada lagi tari Saman yang merupakan tradisi tarekat Sammaniyah bisa juga dijadikan inspirasi. Saya pikir tradisi pesantren jika ditimba tak akan kering untuk dijadikan inspirasi merumuskan perform kesenian yang menghibur dan edukatif.

Maos jugan

Ada yang membahagian dari pengalaman kami mempersembahkan pentas kolosal dengan melibatkan santri dari TK, MI,MTs, MA, dan Perguruan Tinggi yaitu :

1/ santri bisa terlibat secara penuh dan aktif dalam proses pelaksanaan haflah. Mereka  juga jadi subyek

2/ mereka disiplin berlatih selama kurang lebih  1,5 bulan lamanya. Kedisiplinan ini menjadi kunci keberhasilan kegiatan apapun yang dirancang

3/ selain disiplin para santri bertanggung terhadap peran dan tugasnya.

4/ tak kalah penting mereka akan tampil bareng-bareng dengan ratusan santri lainnya. Selama berlatih hingga beberapa kali gladi kotor dan terakhir gladi bersih, para santri didampingi para pelatih membangun kebersamaan, trus, ketekunan dan tekad untuk menampilkan pentas secara baik.

Menulis seperti ini bukan berarti saya  berkesimpulan bahwa pentas kolosal adalah yang terbaik. Ini hanya opsi di luar kegiatan karnaval yang biasa dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan di Sumenep khususnya.

Memang kegiatan seperti lumayan besar biayanya. Tetapi jika ditanggung bersama tidak terlalu berat ketimbang biaya karnaval yang dikeluarkan secara mandiri oleh orang tua untuk anaknya. Saya mendengar ada orang tua (mohon maaf? yang harus menjual sapi, pohon siwalan, berhutang, dan sebagainya. Bagi yang punya, untuk anak yang mendanai secara mandiri menurut informasi yang saya terima bisa jutaan, bahkan puluhan juta.

Semoga ada manfaatnya

Salam

Foto hasil jepretan mas Agus Gepeng

Terimakasih mas Agus, Sangat Mahendra atas ilmu koreografinya, Buzairi atas olah vocalnya, dan Mas Yayan atas tarian ruminya.


K.A Dardiri Zubairi 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak