Lalampan.com. 1446. Lembaga Seni Budaya Muslim
Indonesia PCNU Sumenep akan kembali melaksanakan Festival Sapparan Budaya yang
ketiga kalinya, seperti pada dua Festival Sapparan sebelumnya yang secara umum
bertajuk “Esksotisme Seni, Kearifan Lokal dan Pesta Rakyat”, tema pada Festival
Sapparan ketiga lebih terfokus pada “Spiritualitas Abantal Omba' Asapo' Angen"
yang dalam pelaksanaannya akan dilaksanakan Bersama Lesbumi MWC NU
Pasongsongan.
Hadirnya kegiatan Festival Sapparan tidak terlepas
dari kebudayaan Masyarakat Madura, terutama bagi warga Nahdliyyin Sappar adalah
simbol perjalanan panjang hidup; terlebih di Madura. Madura memiliki kacamata
tersendiri dalam menatap dan memposisikan bulan kedua hijriyah ini. Sebagaimana
seni adalah jalan panjang proses pencarian jati diri dalam frame kreativitas,
bulan Sappar istimewa sebagai tanda dan upaya bersama menyatakan eksistensi
hidup di tengah kepungan banyak tantangan jaman belakangan ini. Tutur Lathif
Atmaja yang merupakan ketua Panitia sekaligus Divisi. Kajian & Kegiatan di
Lesbumi.
Maos jugan
- Oca’ Bakal dhalem Basa Madura
- Orasi Lathif di Tengah Ngobrol Pemikiran
- Festival Sapparan Budaya Lesbumi PCNU Sumenep
- DKS Siap Kerja Sama Dengan Lesbumi Sumenep
- Multikultur Bukan Masalah Bangsa Kita
Festival Sapparan budaya yang akan dikemas dengan
pesta rakyat, terutama yang berkaitan kehidupan maritim (laut), akan memberikan
gambaran tentang kehidupan melaut, Masyarakat pesisir dalam mempelajari
kehidupan.
Festival Sapparan Budaya ketiga akan berlangsung pada
bulan 05-06 Sappar 1446 atau pada Jum’at 09-10 Agustus 2024 yang akan dimulai
dengan Rokat Bumi Pasongsongan, Orasi Budaya, Diskusi "Spritualitas
Abantal Omba' Asapo' Angen", Pameran Kaligrafi, Eksibisi Seni Kampung
Pesisir (Sintong, Ba' Garbis, Mamaca dan Topeng, Pencak Silat, Teater dan
Puisi), serta Diskusi buku karya Alm. Abdul Hadi WM "Anak Laut Anak Angin."
Kegiatan ini dilaksanakan Bersama Lesbumi MWC NU Pasongsongan. Lanjut Lathif
Atmaja.
Menurut Mahendra Cipta yang mengemban Amanah di bidang Divisi Pertunjukan menuturkan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu membuka ruang perbincangan yang lebih fresh dan fleksibel tentang arti kebersamaan, kerukunan, menjaga keberlangsungan hidup dengan cara-cara luhur warisan nenek-moyang dan mengerahkan segenap jiwa dalam mengembangkan ide-ide lama ke dalam pembaruan-pembaruan yang lebih baik.