Kisah yang Diukir Bersama

puisi Mufidatul Aini, smp, siswa menulis puisi, sumenep, madura, pamekasan, sampang, bangkalan,


ANAKMU

 

Anak mana yang rela orang tuanya berpisah?

Sedangkan kebahagiaannya ada pada mereka

Anak mana yang rela kehilangan sosok ayah?

Padahal dia cinta pertamanya

Anak mana yang rela melihat ibunya hancur?

Padahal dia penyemangat hidupnya

 

Saat anak lain diselimuti kebahagiaan

Bagaimana anakmu?

Bagaimana hancurnya dia?

 

Apakah rumah indah yang telah mereka susun bersama

Kini akan hancur begitu saja?

Sebuah kisah yang diukir bersama

Kini akan menjadi kenangan saja?

Ujianmu amat sulit

Aku tak tahu anakmu tetap bertahan atau hancur

 

 

batang-batang, 29 Agustus 2024

Maos jugan

MENGIHLASKANMU

 

Lihatlah

Gadis yang dulu meminta cinta

Kini sadar bahwa mencintai tak harus memiliki

Gadis yang dulu haus kasih sayang

Kini telah belajar mengikhlaskan tanpa membenci

 

Dulu dia berjanji akan mengikhlaskanmu

Jika hatimu sudah terisi dengan yang lain

Dan kini saatnya

Dengan perlahan dia mulai melupakanmu

Walaupun beribu kali terjatuh

Dia tetap bertahan

Baginya kebahagiaanmu lebih penting daripada perasaannya

 

Dengan jiwa hebatnya

Ia bisa mengikhlaskanmu dengan senyum yang indah

Karena pada akhirnya setiap kali dia menginginkanmu

Dia ingat kau tidak pernah mencintainya

 

 

batang-batang, 29 Agustus 2024

 

MUSNAH SUDAH

 

Pria mana yang harus aku percaya?

Pria yang hidup bersamaku sejak kecil saja memberi luka

Pria mana yang harus aku cinta?

Cinta pertamaku saja menusukkan pisau dengan senyum indahnya

 

Satu-satunya pria yang aku percaya

Kini berkhianat dengan bangga

Satu-satunya pria yang aku cinta

Kini mendua dengan tawa manisnya

 

Salahkah aku kecewa kepadanya?

Salahkah aku marah kepadanya?

Aku katakan padanya

Pergilah dan jangan kembali lagi

Karena aku yang kau kenal dulu kini telah binasa

 

batang-batang, 29 Agustus 2024

Maos jugan

MELEPASKANMU

 

Dulu saat aku dihadapkan pada dua pilihan

Tetap mencintai atau mengikhlaskan

Aku akan tetap kuat dengan pilihanku

Yakni tetap mencintaimu

Tetapi kali ini berbeda,

Dengan jiwa besar ini

Aku memilih untuk melepaskanmu

Karena aku tahu

Yang kamu inginkan bukan diriku

Yang kamu sebut-sebut dalam sujudmu bukan diriku

 

Sebelum aku akhiri perasaan ini

Aku sudah meminta

Jauhkan dia bila bukan untukku

Dekatkan dia bila untukku

Tapi apa yang terjadi

Kau pergi jauh dariku

Maka, aku akhiri ini

 

 

batang-batang, 29 Agustus 2024

 

*Mufidatul Aini, lahir di Batang Batang. Saat ini ia duduk di kelas sembilan SMP Nurul Jadid Batang Batang. Suka membaca dan baru belajar menulis.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak