Puisi Cinta Pada Buku
Bibirmu, adalah Rahim kata-kata yang tak hentinya
melahirkan rima pada aksara
matamu, adalah cuaca yang terkadang menandakan bahagia
tetapi lebih banyak luka.
pipimu, adalah bentangan senja yang indah selepas
hujan air mata
hatimu, adalah tumpukan buku yang tak pernah selesai
aku baca
karena seluruhmu, adalah apa yang di jelaskan pena
pada buku
senyap, dan hanya pencipta yang tahu
Puisi Meja
Tubuhmu bagaikan meja makan yang telentang, membuat napsu ingin melahap apa saja yang
tersaji sampai kekenyangan.
yang di mana-mana terdapat hidangan cinta, canda,
candu dan kuakhiri dengan cumbu aku ingin melahap sekujur tubuhmu dengan
sigap, sampai segala hasrat berakhir
sampai terlelap.
Puisi Mangga
pada coklat muda daun mangga aku titipkan mekar
kembang setandan kupu-kupu kecil terbang mandi matahari pagi pun menguap. suara
handtractor membalik lelumpur wangi
kembang jantan mengawinkan putik kembang
bakal-bakal bergeletar di tangkai hijau menyusu hujan
dan awan bakal yang siap melunasi keinginan, sejukkan kerongkongan namun, kalau
pun gagal jadi buah kita bertemu di pasar sambil menimbang dan tawar-menawar
Puisi Kecelakaan Tunggal
kecelakaan tunggal telah terjadi korban jiwa tengah
luka-luka denyut nadinya telah berhenti berlumuran lara bahkan rasa
sebenarnya atma tidak apa-apa luka yang tercipta
didalam tubuhnya berakhir lumpuh dan hilang arah bersama langkah yang telah
pasrah dan berserah
Puisi Penjual Bakso
siang malam penjual bakso itu berdagang menyediakan
banyak menu yang bervarian Ada rindu, kasih sayang, cinta dan perhatian yang
tersaji dietalase kecil meja dengan
penyair itu memesan satu porsi menyantapnya sampai
perut terisi tetapi dia lupa memberi makan fikiran dan
hati yang tengah meronta memikirkan kekasih
penyair itu memesan rindu tanpa lontong katanya ingin
membawanya pulang untuk memberi makan fikirannya yang tengah kelaparan bahkan
hatinya yang hampir mati karena lamanya pertemuan
Puisi Sari Jambu Batu
Semerah darah tubuhmu luluh dalam gelas penggiling
lelehan selalu meneteskan pedih buat kekasih
daging yang lepuh melakukan segala keluh yang tercekat
di kerongkongan.
segelas kasih disediakan ibu saat adik terbujur gering
di pembaringan
merah hati. warna senyum ibu di ruang tamu menyambut
sanak keluarga yang tiba dari luar kota
tubuhmu basahi siang yang gerah dan mengusap haus
kerongkongan sepanjang perjalanan
kebun-kebun di pedalaman kehilangan peristirahatan
bertumbuhan di antara belukar merah.
sungai dan danau buatan mengepung segala pandangan
ingatan tentang ibu yang tak sempat aku balas Budi.
di merah tubuhmu, senantiasa mengingatkan senyum ibu
yang tak pernah menipu