Bertahan
dalam Kesusahan: Seni yang Jarang Dibicarakan
Hidup ini
bukan cuma tentang pelangi dan kupu-kupu, kan? Ada saatnya kita berada di titik
rendah—kacau, bingung, atau bahkan nggak tahu harus ngapain. Anehnya, banyak
yang bilang, "Kamu harus kuat!" Tapi gimana caranya? Kalau mau jujur,
bertahan dalam kesusahan itu juga ada seninya. Yuk, kita bahas dengan santai
tapi mendalam.
1. Terima,
Jangan Lawan**
Pernah
nggak, merasa makin susah karena mencoba “lari” dari masalah? Wajar kok, kita
nggak suka merasa terjebak. Tapi, percaya deh, langkah pertama biar tetap
“hidup” dalam kesusahan adalah menerima kenyataan. Nikmati momen itu. Kalau mau
nangis, nangis aja. Kalau mau marah, ya silakan. Kadang, berhenti melawan
adalah cara untuk menang.
>
*"Hidup ini seperti arus air. Kalau terus melawan, kamu bakal capek.
Kadang, yang terbaik adalah mengalir dulu, sambil cari arah yang
pas."*
Maos jugan
- Puisi Madura: Dhara Campor Mardha
- Duwana Eppa'
- Cangka Asela
- Puisi Madura: Lebur
- Puisi-Puisi Jufri Zaituna
2. Temukan
Humor di Tengah Badai**
Lucu nggak
sih, kalau kamu sedang menghadapi masalah besar, tapi tiba-tiba ketawa sendiri?
Misalnya, dompet hilang, eh, ternyata di rumah nggak ada beras. Nah, ini
tandanya kamu punya kemampuan luar biasa: menemukan humor di tengah
penderitaan. Humor adalah cara kita mengingatkan diri sendiri bahwa hidup nggak
sepenuhnya serius.
>
*"Masalah besar hari ini mungkin cuma jadi cerita lucu besok
lusa."*
3. Pegang
“Kunci Kecil” Kebahagiaan**
Ketika
semuanya terasa suram, kadang hal kecil bisa bikin kita bertahan. Segelas kopi
di pagi hari, obrolan singkat dengan teman, atau sekadar melihat langit biru.
Fokus pada hal-hal kecil yang masih bisa kamu nikmati. Itu bukan berarti kamu
mengabaikan masalah besar, tapi memberimu ruang untuk bernapas.
>
*"Hidup ini terlalu berat kalau dilihat sebagai satu paket. Jadi, nikmati
saja bagian-bagian kecilnya."*
4. Cerita
Itu Penting**
Salah satu
cara terbaik bertahan dalam kesusahan adalah dengan bercerita. Nggak harus ke
orang lain, kok. Tulis di jurnal, rekam suara, atau sekadar bicara dengan diri
sendiri di cermin. Mengurai masalah lewat cerita bikin pikiran lebih ringan,
dan siapa tahu, kamu malah menemukan solusi di tengah curhat itu.
5. Jadikan
Kesusahan sebagai Guru Terbaik**
Kesusahan
itu seperti pelatih yang keras, tapi jujur. Dia nggak akan menipu kita dengan
janji palsu. Dia akan mendorong kita hingga batas, tapi juga membuka mata pada
hal-hal yang belum pernah kita lihat. Ketika kamu mulai menerima kesusahan
sebagai “guru,” semuanya terasa sedikit lebih masuk akal.
> *"Bertahan dalam kesusahan itu seperti memanjat gunung. Berat, bikin ngos-ngosan, tapi pemandangannya luar biasa di puncak."
Maos jugan
- Ghul-ghul, Pertunjukan Tahun 80an
- Lalake’ Pajat Ta’ Kowat
- Sajan Abit Oreng Atane Sajan Tadha'
- Akhir Sebatang Pohon Gayam
- Puisi Madura: Alembay Pole
Penutup:
Kesusahan Adalah Bagian dari Hidup**
Nggak ada
yang mau hidup susah, tapi kesusahan itu bagian dari paket yang kita dapat saat
lahir. Jadi, daripada menghindar, kenapa nggak belajar hidup bersamanya? Siapa
tahu, di balik kesusahan, kamu menemukan versi diri yang lebih kuat, lebih
tangguh, dan lebih siap menghadapi apa pun yang datang.
Hidup mungkin nggak selalu mudah, tapi kamu punya apa yang dibutuhkan untuk bertahan.