Lalampan.com. 1446. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 Rajab 1446 di Pondok Pesantren Al-Qororul Makien, Pasar Kojuk, Prenduan adalah Resepsi Puncak Pekan Rajabiyah dalam memperingati Isro’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Memperingati Hari Lahir NU ke-102. Tema harlah NU tahun ini adalah “Bekerja Bersama Umat Untuk Indonesia Maslahat.”
Pada acara Resepsi Puncak Pekan Rajabiyah, panitia mengundang
K.H D. Zawawi Imron untuk menyampaikan ceramah agama yang berbasiskan pada
tradisi dan kebudayaan, selain juga mengundang K.H Zainurrahman Hammam.
K.H D. Zawawi dalam ceramahnya menghadirkan Kerata
Basa, Sastra Madura kuno yang sudah nyaris tak terdengar lagi. Kerata Basa
adalah Sastra Lisan yang mengacu pada kata yang kemudian ditegaskan berdasarkan
tersebut, seperti yang Beliau tuturkan: Salamet; Salana gemmet, Nase’ maperna
tabu’ se mosse’, juko’ nyujju nase’ se tako’, gangan; malegga gerrungan ban
en-laen epon (dan Masih banyak lagi Kerata Basa dalam Masyarakat madura,
seperti Somor; esoso salanjangnga omor, Rajang; gerra lanjang).
Selain itu tentu saja Beliau menuturkan Sejarah Kebangkitan
Ulama seratus dua tahun lalu yang hari diperingati hari kelahirannya. Yang tiada
lain dan tiada bukan adalah untuk kemaslahatan umat.
Pantun, Syair serta puisi dari K.H D. Zawawi Imron
membuat seluruh Nahdliyin bergelora, gelak tawa tumpah. Salah Satu pantunnya
berbunyi seperti ini:
Ngakan
topa’ gangan labu
Ja’
loppa ngonjang tatangga
Nyeom
tanangnga eppa’ ban ebu
Egarassa
ro’omma sowarga
Beliau juga memberikan Pantun untuk Ansor yang akan melakukan perjalanan jauh
Melle
teker, teker tiktobella
Perreng
keles dhari pangelen
Mon
dika neser dha’ ka bula
Ja’ alerek ka oreng laen
Dan sebait puisinya yang sangat memukau seluruh jama’ah
yang hadir.
Kalau
mendung hitam sudah di atas kepala
Jangan
larang hujan turun ke bumi
Kalau
angin bertiup dengan kencangnya
Jangan
larang daun-daun kering berguguran
Kalau
senyummu selalu mekar dalam hatiku
Jangan larang aku tetap setia, hormat dan RINDU PADAMU