Bulan Mencium Pemakaman


 

Gerimis di Pemakaman Ayah

 

Gerimis rindu bertandang dalam nyata

Serat-serat rumput terikat dalam air mata

Mendung menghiasi langit di pemakaman Ayah

Daunnya menjalar tanpa arah

 

Gerimis di langit datang menyapa

Menyiram bagian luka yang mulai reda

 

Pemakaman sepi nan tertata

Disana Ayah menanggalkan kata

Kata yang terlahir dari arah berbeda

 

 

Pangabasen, 30 April 2023

Maos jugan

 

Bulan Mencium Keningku

 

Bulan-MU bersemayam dalam tatap mataku

Tenggelam menyusuri lima waktu

Kemudian mentari menyanggah bayangku yang semu

 

Janur kelapa melengkung bagai cita-cita

Jalannya yang berliku menyerupai luka

 

Tangisnya kusaksikan saat malam gulita

Resahnya mengalah tak menemui asa

 

 

Pangabasen, April 2023

 

 

 

7 Hari yang Tak Ingin Berlalu

           _Mbah

 

Berlalu dengan senyum kepergianmu

Menata senyum yang hampir runtuh

Sebab senja selalu melambai dengan rintihmu

 

Kemarin kau masih bercerita

Masa depan kepada cucumu yang ranum

Menulis sajak yang melamun

 

7 hari berlalu senyummu

Masih melekat dihati

Bercanda tawa dalam mimpi

:kini; surga kuyakini

Dekat :ibunda Pertiwi

 

 

Pangabasen, 29 Juni 2023

 

 

Kutabung Al-Fatihah Untukmu

           _Eppa’

 

Air membasahi rinduku

Menyiram luka rindu yang beku

Menatap jalan yang penuh batu

 

Suara kicauan burung di alam sana

Menyapa satu-persatu di halaman Alifmu

 

Kutabung Al fatihah paling syahdu

Untuk temu yang kurindu dan ridomu

 

Al Fatihah untukmu akan terus mengalir

Sebanyak rindu yang terlahir

Dari bibir mungil putri kecilmu

 

Sukmamu masih membersamai dalam hati

Menuntun putri kecilmu dengan kasih

Sampai tak mengerti lelah dan letih ini

 

Tahun beberapa sekarang?

Kau berlayar begitu lama

Hingga ibu kian menua bersama puisi rindu

Yang terbuat dari hati yang membeku

Dan mencair dengan asma-MU

 

 

Pangabasen, 25 ramadan 1444 H

Maos jugan

 

 

Demi Duniaku dan Duniaku

 

Dengan segala kendala

Aku menjauh dari dahanmu

Dari segala arah

Aku menjauh dari akar-akar rindu

 

Bunga Tak layu kutipu

Memperbudak air dalam gentong ibu

Karena rindu adalah syahdu paling beku

Diantara batu yang memikul pilu

 

Denting sendok beradu dalam dapur temu

Mempersedikit menu dalam safarmu

Kini tinggal sekluit bayangan dalam kacaku

Memantulkan dirimu dan diksiku

 

Puisiku ada separuh jiwaku yang berseteru

Dikening alam semesta rindu

 

 

Pangabasen, 11 Juni 2023

 

 

 

 

*Salwiyah, lahir di Sumenep, 01 Maret 2004 ia suka puisi sejak kecil dan belajar menulis puisi sejak kelas 1 MTs Al Huda sampai sekarang,  ia penggiat sastra sanggar 7 kejora mualimin dan pernah juara 3 lomba cipta puisi lintang publisher bersama Dian Candra, Antologi arus pedia, Lintas media, sippublising dan Radar madura,  Email: salwiyah924@gmail.com. Alamat Dusun pangabasen, RT 003/RW 006 Desa Gapura Timur, Gapura Sumenep.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak